Guangzhou, Kota Berpenghuni 14 Juta Jiwa Tanpa Kemacetan

Parkir Mahal Hingga Shift Berdasarkan Plat Mobil

Guangzhou, Kota Berpenghuni 14 Juta Jiwa Tanpa Kemacetan
Meski lokasi pembukaan opening ceremony berada di tengah-tengah kota, jantung Kota Guangzhou tetap bebas dari kemacetan. (Foto: Afni Zulkifli/JPNN)

‘’Sekarang sudah ada 8 jalur MRT dibawah tanah yang menghubungkan ke seluruh pelosok kota. Panjang lintasan di dalam kota saja ada sekitar 285 Km. Sementara di atas jalan, angkutan umum dilayani dengan bus umum tenaga listrik. Agar warganya lebih memilih naik angkutan umum, selain fasilitasnya modern, biaya-nya juga murah hanya sekitar 6 yuan dan kartunya bisa isi ulang seperti pulsa di Indonesia,’’ jelas Ah Wen.

Karena lebih banyak berada di bawah tanah dan angkutan umum sebagian besar bertenaga listrik, maka kota Guangzhou yang juga dikenal sebagai kota bunga, sangat terjaga dari polusi. Menariknya, sejak awal pemerintah provinsi Guangdong dan pemerintah kota Guangzhou memberlakukan kebijakan tidak memperbolehkan penggunaan sepeda motor untuk konsumsi dalam negeri. Seluruh hasil produksi dalam negeri justru menjadi barang ekspor ke beberapa negara berkembang lainnya di dunia termasuk Indonesia.

‘’Di seluruh jalan raya tidak ada sepeda motor. Yang boleh hanya angkutan umum dan mobil pribadi. Kalaupun ada yang menggunakan sepeda motor roda tiga, hanya berlaku untuk orang cacat saja. Agar lalulintas lebih tertib, pejalan kaki dan orang cacat, diberikan jalur khusus untuk lewat sehingga tidak mengganggu lalulintas umum lainnya,’’ jelas Ah Wen.

Bila melihat dari ketinggian, maka sejauh mata memandang kota Guangzhou tidak hanya didominasi oleh gedung-gedung tinggi, namun juga tol dalam kota yang bertingkat-tingkat menuju keberbagai lokasi. Lebar jalan tol-nya bisa sampai memuat  enam (6) jalur kendaraan roda empat. Penunjuk jalan dan pengaturan lalulintas demikian teratur sehingga sulit sekali untuk melihat ada kemacetan terjadi.

Akhir pekan lalu, JPNN berkesempatan mengunjungi Kota Guangzhou-China. Pada hari-hari biasa bahkan saat digelarnya pesta akbar olahraga Asian Games

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News