Gubernur Baru BI Harus Lebih Berpihak pada UMKM

Gubernur Baru BI Harus Lebih Berpihak pada UMKM
Bank Indonesia. Foto: Ilana Adi Perdana/Jawa Pos.Com/JPNN

“Keberhasilan BI dalam menjaga stabilitas moneter tanpa diikuti oleh stabilitas sistem keuangan, tidak akan banyak artinya dalam mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Stabilitas moneter dan stabilitas keuangan ibarat dua sisi mata uang yang tidak dapat dipisahkan,” kata Founder Indosterling Capital William Henley, Senin (12/2).

Dia menambahkan, peran BI dalam menjaga stabilitas moneter dan sistem keuangan berkaitan erat dengan UMKM.

Sebab, para pelaku usaha membutuhkan nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing yang stabil disertai kemudahan dalam mengakses kredit perbankan.

Nilai tukar dan kredit perbankan adalah kunci bagi UMKM. Kestabilan nilai tukar rupiah, terutama terhadap dolar AS (USD), amat dibutuhkan pelaku UMKM.

Sebab, masih banyak UMKM yang mendatangkan bahan baku dari luar negeri. Harga bersaing dan kualitas lebih baik dibandingkan bahan baku lokal jadi alasan.

Misalnya, produk kain tenunan khusus yang diimpor pelaku UMKM di Daerah Istimewa Yogyakarta dari Hong Kong maupun Korea Selatan. 

Instabilitas nilai tukar bakal mengganggu pelaku UMKM yang menggantungkan harapan kepada bahan baku impor. Perencanaan bisnis bisa berantakan.

“Cash flow atau arus kas mereka pun berpotensi berdarah-darah. Muaranya adalah kredit macet karena ketidakmampuan membayar cicilan kredit (dengan catatan pelaku UMKM memperoleh pinjaman dari bank),” tambah William.

Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus DW Martowardojo akan meletakkan jabatannya pada Mei 2018.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News