Gubernur BI Buka Suara Terkait Tapering Off The Fed, Begini...
jpnn.com, JAKARTA - Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo membeberkan fakta perihal sinyal tapering off The Fed awal 2022 atau akhir 2021.
Perry memastikan dampak pengetatan kebijakan alias tapering off Bank Sentral AS itu tak akan sebesar krisis taper tantrum pada 2013.
"Saya perlu tegaskan dampaknya terhadap global maupun emerging market, terhadap Indonesia khususnya tidak akan sebesar saat itu," tegas Perry dalam Pengumuman Hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bulanan Bulan Agustus 2021 di Jakarta, Kamis (19/8).
Menurut dia, setidaknya terdapat tiga alasan yang mendasari keyakinan tersebut.
Pertama, kondisi terkini komunikasi The Fed makin jelas mengenai kerangka kerja, alur kebijakan, perkiraan ekonomi ke depan, inflasi, dan pengangguran.
"Rencana tapering The Fed itu jelas dan sering dikemukakan. Dengan demikian pasar juga semakin memahami pola kerjanya," ujar Perry.
Kedua, dia menjelaskan BI sudah memiliki kebijakan yang cukup kuat dalam mengantisipasi tapering off The Fed, yakni melalui triple intervention.
"BI juga koordinasi dengan Kementerian Keuangan (Kemenkeu) dalam mengelola imbal hasil atau yield Surat Berharga Negara (SBN) tetap menarik bagi investor asing," kata dia.
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo membeberkan fakta perihal sinyal tapering off yang akan dilakukan The Fed awal 2022 atau akhir 2021.
- Bea Cukai dan BSI Buka Jalan Bagi UMKM Produsen Madu di Karimun Agar Bisa Ekspor
- Pemerintah Tingkatkan Ketahanan Ekonomi Nasional Lewat Optimalisasi Kebijakan DHE SDA
- Dukung Hilirisasi, Bea Cukai Ternate Fasilitasi Ekspor Perdana Feronikel dari Pulau Obi
- Bea Cukai Palembang Lepas Ekspor Perdana 59,4 Ton Kopi ke Malaysia dan Australia
- Bea Cukai Lepas Ekspor Produk Makanan dari 3 UMKM Nunukan ke Brunei Darussalam
- Bea Cukai Tanjung Perak Genjot Efisiensi Pelayanan Lewat Pengujian Pemindai Kontainer