Gubernur BI: Saya Tidak Mengatakan Ini Sudah Berakhir
jpnn.com, JAKARTA - Kondisi ekonomi saat ini berbeda dengan krisis keuangan pada 1997 dan 2008, meski kini sedang terdampak penyebaran wabah Virus Corona baru atau COVID-19.
Hal tersebut dikatakan Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo.
"Kondisinya sangat-sangat berbeda dengan krisis 2008 apalagi krisis Asia pada 1997," ujar Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo dalam jumpa pers melalui streaming di Jakarta, Kamis (26/3).
Perry Warjiyo mengatakan pelemahan rupiah terhadap dolar AS saat ini tidak bisa dibandingkan ketika terjadi krisis keuangan di Asia pada 1997.
"Dulu Rp16.000 turun dari Rp2.500, hampir delapan kali lipat. Rp16.000 sekarang dari Rp13.800, dengan tingkat pelemahan sekitar 12 persen, tapi jauh lebih kecil dari kondisi dulu," ujar Perry Warjiyo.
Menurut dia, situasinya juga tidak bisa disamakan dengan krisis finansial tahun 2008 yang terjadi akibat kolapsnya sistem keuangan di AS dan Eropa.
"Krisis global waktu itu terjadi karena subprime mortgage yang menjadi default, sehingga menyebabkan kepanikan di pasar keuangan AS dan Eropa," ujar Perry Warjiyo.
Ia memastikan kondisi sekarang lebih dipengaruhi oleh kepanikan pasar keuangan global di AS dan Eropa dalam menyikapi pandemi Virus Corona jenis baru, COVID-19.
Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan, kondisi ekonomi saat ini yang dipengaruhi wabah virus corona COVID-19, berbeda dengan krisis keuangan pada 1997 dan 2008.
- Waspada, Gubernur BI Sebut Ketidakpastian Pasar Keuangan Global Meningkat
- BNI Jadi Bank Terbaik Peraih 5 Penghargaan BI, Ini Kontribusinya
- Usut Kasus Pengadaan APD Covid-19, KPK Periksa Song Sung Wook dan Agus Subarkah
- Saksi Ungkit Jasa Harvey Moeis dalam Penanganan Covid, Lalu Ungkap Pesan Jokowi & BG
- Usut Kasus Korupsi di Kemenkes, KPK Periksa Dirut PT Bumi Asia Raya
- Kasus Korupsi Proyek APD Covid-19, KPK Jebloskan Pengusaha Ini ke Sel Tahanan