Gubernur Kalbar Malu Ada Hukuman Adat Dayak yang Berlebihan

jpnn.com - SINTANG - Presiden Majelis Adat Dayak Nasional (MADN), Cornelis meminta masyarakat Dayak di Sintang menjaga kekompakan.
Permintaan itu disampaikan saat Cornelis membuka Musyawarah Adat (Musdat) Dewan Adat Dayak (DAD) Sintang, Kamis (15/12).
"Jangan kita ribut dan berkelahi. Dayak itu satu, jangan memisahkan diri karena subsuku beda,” kata Gubernur Kalimantan Barat itu.
Cornelis juga meminta masyarakat Dayak membantu pembangunan.
“Sebagai contoh, ketika kasus rabies menyerang Sintang, maka peran DAD sangat penting memberikan pemahaman supaya anjing orang Dayak bisa divaksin," tutur Cornelis.
Meski begitu, gubernur yang diusung PDI Perjuangan itu mengaku heran terhadap DAD di Sintang.
"Saya sebagai orang Dayak merasa malu, karena ada hukuman adat Dayak yang tidak wajar dan berlebihan," jelasnya.
Cornelis juga meminta DAD tidak terlibat politik.
SINTANG - Presiden Majelis Adat Dayak Nasional (MADN), Cornelis meminta masyarakat Dayak di Sintang menjaga kekompakan. Permintaan itu disampaikan
- 2 Desa di Kecamatan Jatiagung Lampung Selatan Terendam Banjir
- Menteri Lingkungan Hidup Beri Teguran Keras untuk TPA Sarimukti
- Menjelang Ramadan, Wamendag Dyah Pastikan Stok Bahan Pokok Aman
- 2 Tahanan yang Kabur dari LPKA Mamuju Ditangkap Polres Majene
- Tragis Kematian Pria di Apartemen Cengkareng Jakbar
- Sebelum Buat Video Permintaan Maaf, Sukatani Ternyata Didatangi Polisi