Gubernur Keluhkan Ongkos Politik Pilkada
Kamis, 29 April 2010 – 18:28 WIB
"Saya setuju kalau gubernur dipilih oleh anggota DPRD, sedangkan bupati/wali kota dipilih langsung oleh rakyat. Mengapa? Karena gubernur fungsinya sebagai koordinator, pengawas, dan pengevaluasi. Sementara bupati/wali kota lebih teknis karena berhubungan langsung dengan masyarakat, sehingga figurnya harus sesuai keinginan rakyat," ucap mantan Irjen Depdagri itu.
Meski demikian Sarundajang menegaskan, meski dalam pilkada seorang calon kepala daerah dilegalkan mengeluarkan modal banyak, namun untuk money politic tetap dilarang. "Politik memang ada ongkosnya, yang tidak dibolehkan UU adalah money politics. Pilkada itu bukan pilih partai politik tapi figur," terangnya. (esy/jpnn)
JAKARTA - Ongkos politik dalam pelaksanaan pemilihan kepala daerah terutama gubenur, dinilai terlalu mahal dan tidak efektif. Biaya yang dikeluarkan
Redaktur & Reporter : Antoni
BERITA TERKAIT
- Politikus Senior PDIP Ini Nilai Megawati Nakhoda NKRI, Hasto Adalah Jangkarnya
- Megawati Sebut Mundur Lebih Terhormat daripada Dipecat, Sindir Jokowi?
- HUT ke-52 PDIP: Megawati Perintahkan Kader Bonding dengan Rakyat
- Pemerintah Pertimbangkan Melantik Dahulu Kepala Daerah Tak Bersengketa di MK
- Dituding Berperan Memenangkan Istri di Pilkada Serang, Mendes PDT Merespons
- Megawati Anggap Ganjar Sudah Benar Bersikap Tolak Kedatangan Israel ke Indonesia