Gubernur Larang Potong Sapi Betina
Selasa, 11 Mei 2010 – 11:33 WIB
KUPANG -- Gubernur NTT, Frans Lebu Raya, melarang warganya memotong sapi betina produktif. Larangan ini sebagai bagian dari upaya Pemprov NTT menjadikan provinsi itu sebagai gudang ternak. Dengan tidak dipotongnya sapi betina, diharapkan populasi ternak di NTT bisa cepat bertambah. Perkembangan populasi ternak di NTT saat ini baru mencapai 2,13 persen per tahun. Dijelaskan Lebu Raya, pemerintah tidak hanya melakukan pencegahan di RPH, tapi pencegahan harus dilakuan dari tingkat masyarakat. Dengan demikian, ternak betina produktif dibiarkan berkembangbiak.
"Ternak betina produktif tidak boleh dipotong, karena akan mengurangi populasi. Sebaiknya masyarakat memotong ternak betina yang sudah tidak produktif lagi. Kita lakukan pencegahan di tingkat masyarakat, namun masih ada beberapa kendala yang dihadapi," tandas Lebu Raya saat dikonrfimasi Timor Express (grup JPNN), kemarin.
Langkah dari gubernur ini sekaligus sebagai respin atas temuan Menteri Pertanian (Mentan) RI, Suswono saat berkunjung ke Kupang belum lama ini. Pada kesempatan itu, terungkap sebanyak 80 persen sapi betina produktif dipotong di rumah pemotongan hewan (RPH) Kupang.
Baca Juga:
KUPANG -- Gubernur NTT, Frans Lebu Raya, melarang warganya memotong sapi betina produktif. Larangan ini sebagai bagian dari upaya Pemprov NTT menjadikan
BERITA TERKAIT
- Simak Kalimat Apen saat Demo Honorer R2-R3, Bagaimana Pendapat Anda?
- Pengemudi Mobil Dinas BM 52 Minta Maaf di Kantor Polisi
- DPRD Babel Didesak Bentuk Pansus Kerugian Lingkungan
- Panen Raya Jagung, Brimob Polda Jateng Ingin Berkontribusi Mendukung Program Prabowo
- Wamentan Sudaryono: Riau Bakal jadi Percontohan Terbaik Tumpang Sari Jagung
- Geram, Warga Adang Mobil Pelat Merah BM 52 yang Lawan Arus Saat Macet di Lintas Pekanbaru-Siak