Gubernur Sumut: Pemda Alokasikan Dana Rp5 Miliar untuk Atasi Kolera Babi

Balai Veteriner Medan sudah menyatakan babi yang mati terindikasi African Swine Fever (ASF), namun Menteri Pertanian hingga saat ini belum menyatakannya (declare).
Virus hog cholera sudah pernah dinyatakan eksis, tak lama setelah kematian ribuan babi di Sumut terjadi pada kurun tahun 1993 - 1995. Saat itu, kasusnya juga bermula dari Dairi.
"Berdasarkan ilmu pengetahuan, ini (babi) kemungkinan akan habis semua. Karena pada kasus ini hog cholera ada, penyakit bakterial ada, ASF juga terindikasi," katanya.
Angka 27.070 babi yang mati tersebut menyebar di 16 Kabupaten yakni di Dairi, Humbang Hasundutan, Deli Serdang, Medan, Karo, Toba Samosir, Serdang Bedagai, Tapanuli Utara, Tapanuli Tengah, Tapanuli Selatan, Samosir, Simalungun, Pakpak Bharat, Tebing Tinggi, Siantar dan Langkat.(antara/jpnn)
Gubernur Sumut Edy Rahmayadi memastikan pihaknya serius menangani kasus kematian ribuan ekor babi akibat virus hog cholera atau kolera babi.
Redaktur & Reporter : Budi
- Gubernur Edy Rahmayadi Resmi Buka Pekan Raya Sumatera Utara ke-49, Simak Pesannya
- Pesan Gubernur Sumut di Pembukaan Energen Champion SAC Indonesia 2022, Simak!
- Banyak Rumah Reyot, Penuh Sampah, Tergenang Air, Menko Muhadjir Sentil Edy & Bobby
- Edy Rahmayadi Berniat Menjual Salah Satu BUMD Sumut
- Dilaporkan ke KPK, Edy Rahmayadi Merespons Begini, Tegas
- Pemprov Sumut Usut Dugaan Perambahan Liar Penyebab Banjir di Palas