Gula Langka di Pasaran, HIPPI Dorong Pengembangan Pemanis Alternatif
Senin, 09 Maret 2020 – 21:08 WIB
“Bahkan dibandingkan Thailand, rendemen kita jauh tertinggal,” kata Bambang.
Beberapa hal, menurut Bambang, menjadi penyebab rendahnya rendemen. Pertama, karena tebu di Indonesia sering telat masuk pabrik. Idealnya dalam waktu 2-3 hari setelah panen, tebu sudah harus digiling.
Tetapi di Indonesia jauh lebih lama dari itu sehingga kadar airnya menjadi jauh berkurang.
“Selain itu, mesin di pabrik gula Indonesia juga sudah tua, ada yang lebih dari 100 tahun,” tandas Bambang.(chi/jpnn)
Ini perlu diantisipasi dengan memperbanyak industri pemanis alternatif pengganti gula. Mendorong pemanis alternatif adalah solusi persoalan gula di Tanah Air.
Redaktur & Reporter : Yessy
BERITA TERKAIT
- Kebijakan Tom Lembong Impor Gula Sesuai Kepmenperindag 572, Tak Bisa Dipidana
- PTPN Group & SGN Launching Gerakan Menuju Swasembada Gula Indonesia
- PTPN Group Sumbang Kenaikan Produksi Gula Nasional
- PTPN Group Luncurkan 4 Varietas Tebu Unggulan
- Cegah Diabetes dengan Dua Cara Ini, Ampuh Menjaga Gula Darah
- Pakar Sebut Penetapan Tersangka Tom Lembong Lemah, Patut Diduga Kriminalisasi