Gulai Cham
Oleh Dahlan Iskan
Saya kaget. Begitu dekatnya. Bisa jalan kaki. Waktunya masih cukup. Buka puasa baru satu jam lagi.
Saat itu saya memang sudah pindah kota: Ho Chi Minh City. Yang dulu bernama Saigon.
Masjid terdekat itu ternyata di pusat kota. Seandainya saya jadi menginap di Sheraton Saigon Hotel & Towers, azannya pun bisa kedengaran dari hotel. Masjid itu menempel di dinding utara Sheraton.
Hari itu saya sulit cari hotel. Sheraton pun penuh. Saat ke Sheraton saya tidak memperhatikan: ada masjid di sebelah temboknya.
Halaman masjid itu cukup luas. Saya ikut duduk-duduk di halaman itu. Di kursi kosong yang sebenarnya tempat satpam.
Tiga kursi lagi sudah diduduki --dugaan saya- orang yang juga ingin berbuka puasa gratis di masjid itu.
"Assalamualaikum," sapa saya.
Tiga orang itu serentak menjawab salam saya. Salah satunya bertopi putih. Berbaju panjang. Berjenggot. Masih sangat muda.