Gunakan Bahasa Daerah, Bantu Hemat Anggaran Negara
Senin, 18 Januari 2010 – 02:00 WIB
Bila dibandingkan dengan situs pertemanan luar negeri, Sanny menyebut ada juga Fupeis yang kecewa dengan situs buatannya. Bukan karena fitur yang dimiliki kalah dengan situs luar negeri. Tapi, mereka kecewa setelah tahu bahwa Fupei adalah buatan anak negeri. "Pertama senang sama Fupei. Komentarnya positif. Begitu tahu situs lokal, ada yang kecewa dengan sejumlah alasan," tuturnya.
Padahal, jika dilihat lebih luas, situs pertemanan Fupei bisa menghemat anggaran negara. Kata Sanny, boleh peduli atau tidak, negara harus membayar biaya yang tinggi, untuk setiap akses situs luar negeri. Sementara, server Fupei yang disewa Sanny dan Linda berlokasi di Jakarta. Dalam hal ini, negara bisa mengeluarkan biaya lebih sedikit untuk setiap akses situs lokal yang dijelajahi.
"Kita mungkin masa bodoh, tapi ini hanya mengajak untuk peduli dengan web lokal. Kalau untuk Fupei, kembali pada minat dan pribadi masing-masing," ujarnya.
Jumlah member Fupei memang tidak sebanyak situs pertemanan yang populer produk luar negeri. Tapi, juga tidak bisa dibilang sepele. Terhitung hingga akhir Desember 2009, ada sekitar 120.000 member Fupei.
Keberadaan Fupei memang belum setenar Facebook atau Twitter. Namun, mengandalkan konten yang lebih meng-Indonesia, termasuk penggunaan bahasa lokal
BERITA TERKAIT
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408