Gunakan Hidrogen dan Amonia, PLTU Jawa 9 & 10 Layak Ditiru

Gunakan Hidrogen dan Amonia, PLTU Jawa 9 & 10 Layak Ditiru
Pembangkit listrik tenaga uap (PLTU). Ilustrasi. Foto: Greg Baker/AFP

jpnn.com, JAKARTA - Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Jawa 9 dan 10 di kawasan Suralaya, Banten akan menggunakan hydrogen hijau dan ammonia hijau dalam proses produksinya.

Senior Analis Institute for Essential Services Reform (IESR) Farid Wijaya berharap PLTU lain dapat meniru inisiatif ini.

“Tentunya bisa jika sudah berhasil di PLTU tertentu dan dengan mempertimbangkan aspek keteknisan yang sesuai, adopsi hidrogen dan amoniak bisa dilakukan di PLTU lainnya,” kata Farid di Jakarta, Jumat (26/7).

Farid di sisi lain tetap menekankan pentingnya penyiapan media penyimpanan hidrogen yang aman, dapat diandalkan, dan murah secara operasional.

Untuk diketahui, PLTU Jawa 9 dan 10 menjadi pembangkit listrik pertama di Indonesia yang akan menggunakan amonia dan hidrogen hijau, mendampingi batu bara.

Langkah ini selaras dengan peta jalan transisi energi untuk mencapai Net Zero Emission (NZE) tahun 2060, yang terfokus pada pengembangan energi baru dan terbarukan yang ramah lingkungan.

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dalam situs resminya menjelaskan, hidrogen dan amonia tidak hanya akan digunakan sebagai energi baru, namun juga sebagai penyimpanan dan pembawa energi untuk mengoptimalkan pemanfaatan energi baru terbarukan, dan menghubungkan antara sumber energi dengan permintaan.

Farid juga menuturkan hidrogen dan amonia memiliki peran penting dan diproyeksikan akan mengganti peran penting dari bahan bakar fosil sebagai komoditas energi maupun komoditas kimia bahan baku industri.

Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Jawa 9 dan 10 di kawasan Suralaya, Banten akan menggunakan hydrogen hijau dan ammonia hijau dalam proses produksinya.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News