Gunakan Kacamata Berbeda, Pengamat Ini Sebut Ekonomi Masih Jauh dari Pulih
Sementara itu untuk 2022 mendatang, Awalil menilai banyak faktor risiko tinggi yang akan berdampak pada perekonomian negara.
Terdapat 10 faktor yang ia pandang sebagai risiko untuk tahun 2022, di antaranya belanja dan pengeluaran negara yang tak efisien, beban utang pemerintah yang meningkat, memburuknya kondisi keuangan beberapa BUMN berskala besar, kepemimpinan surat berharga negara (SBN) oleh Bank Indonesia dan bank yang besar, serta kepemilikan SBN pihak asing yang cenderung stagnan.
Kemudian, lanjut Awalil, faktor laju penyaluran kredit yang masih lambat, laju kredit usaha mikro yang juga lambat bahkan masih kontraksi juga mempengaruhi ekonomi ke depan.
"Kapasitas produksi sektor riil yang butuh waktu untuk pulih, tantangan ekonomi digital yang masih direspons secara sporadic, dan kebijakan otoritas yang kurang konsisten dan tak sinergis," lanjutnya. (mcr28/jpnn)
Jangan Lewatkan Video Terbaru:
Kepala Ekonomi Pusat Belajar Rakyat Awalil Rizky menyebut sejumlah risiko tinggi membayangi laju pertumbuhan ekonomi 2022.
Redaktur : Adil
Reporter : Wenti Ayu
- Hilirisasi Mineral, Strategi Utama Mencapai Pertumbuhan Ekonomi 8%
- YLKI: Diskon Listrik 50% Beri Manfaat untuk Daya Beli dan Pemulihan Ekonomi Masyarakat
- Alumni ITB Diimbau Mendukung Target Pertumbuhan Ekonomi Nasional 8%
- Wamen Stella Cristie Dorong Insentif Dosen untuk Penelitian
- Percepat Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen, Pergerakan Advokat Usulkan Pembentukan 2 Omnibus Law
- Menko Airlangga Yakin Target Pertumbuhan Ekonomi 8% Bisa Dicapai