Gunakan OBU, Bayar Tol Tak Lagi Cash
Rabu, 30 November 2011 – 10:03 WIB
Dia menambahkan Jasa Marga tetap optimistis OBU dapat diterima baik di pasar meski melihat track record E-Toll Card yang tidak terlalu baik. "Memang selama tiga tahun kita baru 9 persen, tetapi saat ini kita akan perketat dengan memperbanyak GTO dengan mengurangi gerbang manual serta kerjasama dengan perbankan lain," pungkasnya.
Dengan memperbanyak GTO maka otomatis jumlah pintu tol dengan system cash akan semakin sedikit. Akibatnya, antrean masuk tol dengan system pembayaran cash akan semakin panjang dan macet. ”Sehingga lambat lain system OBU menjadi keharusan bagi pengguna tol di masa yang akan datang,” tuturnya.
Di tempat terpisah, Ketua Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Danang Parikesit mengatakan, masyarakat tentu menyambut baik penggunaan alat OBU. Menurutnya, OBU bukan hal baru karena di luar negeri sudah dipakai 15 tahun lalu. "Sudah saatnya kita tanggap teknologi dan masyarakat kita diharuskan," katanya.
Menurut Danang, dengan standar tujuh detik tiap transaksi, OBU akan membantu hingga transaksi bisa terjadi seketika dalam periode di bawah 2 detik. "Jadi kalau memang bisa dilakukan dengan OBU saya kira akan bermanfaat, memang yang harus diyakinkan adalah kendaraan kantor (city car) yang sistem pertanggungjawabannya masih menggunakan tanda bukti manual. Tapi saya rasa ke depan harus jadi keharusan," jelasnya.