Gunakan Pendekatan Bilateral untuk Buka Pasar CPO

jpnn.com, JAKARTA - Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan adanya penurunan kinerja ekspor crude palm oil (CPO) sekitar sembilan persen.
Kondisi tersebut merupakan dampak proteksi pasar dari sejumlah negara sasaran ekspor.
Para pelaku industri sawit juga tidak menampik kondisi tersebut.
Mereka berharap pemerintah melakukan pendekatan secara bilateral demi menjaga pasar.
Salah satu negara yang cukup ketat menerapkan aturan CPO adalah India.
Sebagaimana diketahui, India menaikkan bea masuk untuk CPO dari semula 7,5 menjadi sekitar 25 persen.
’’India adalah pasar terbesar minyak sawit (CPO dan refined product) dari Indonesia. Kenaikan tarif bea masuk pasti membawa dampak bagi ekspor Indonesia ke negara tersebut,’’ ujar Kepala Hubungan Masyarakat dan Media GAPKI (Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia) Tofan Mahdi, Selasa (17/10).
Bahkan, lanjut Tofan, bukan hanya Indonesia yang terdampak regulasi tersebut. Negara terbesar kedua pengekspor CPO, yakni Malaysia, juga terdampak.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan adanya penurunan kinerja ekspor crude palm oil (CPO) sekitar sembilan persen.
- ASPEBINDO Usulkan Perbaikan Kebijakan Penetapan Harga Batu Bara Acuan Dalam Transaksi Ekspor
- Bea Cukai Dukung Pertumbuhan Ekonomi Lewat Fasilitasi Perdagangan
- Mantap! 10 Kontainer Mainan Anjing dari Limbah Kayu Asal Purworejo Tembus ke 2 Benua
- Thong Guan Industries Bhd asal Malaysia Resmi Berinvestasi di KIT Batang, Jawa Tengah
- Bea Cukai dan LPEI Berkolaborasi Dorong UMKM Memperluas Pasar ke Luar Negeri
- PT Indo Prowell Lestari Sukses Ekspor Perdana 1,2 Ton Bubuk Termoplastik ke Vietnam