Gundah Garuda

Oleh: Dahlan Iskan

Gundah Garuda
Dahlan Iskan. Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com - PERASAAN saya campur-aduk Minggu sore lalu. Yakni ketika untuk kali pertama kembali naik pesawat. Setelah lebih dua tahun grounded akibat Covid-19.

Gundah-gulana itu membolak-balik kalbu. Sejak berangkat, sampai di bandara, di atas pesawat, pun ketika tiba.

Sepanjang penerbangan yang terpikir hanya Garuda, Garuda, Garuda. Untung ini penerbangan pendek. Hanya dari Surabaya ke Jakarta.

Kegundahan itu karena –antara lain– saya pilih naik Garuda. Tepatnya, teman saya yang memilihkan.
Saya sempat kesasar: ke terminal 2 Bandara Juanda. Di situlah dulu Garuda menjadi rajanya.

Dari jauh sudah terlihat sepi. Tapi tetap bersih. "Garuda sudah tidak di sini lagi?" tanya saya kepada petugas yang kelihatannya sedang melakukan kontrol.

"Sudah dua tahun pak," jawabnya. "Semua disatukan di terminal 1," tambahnya.

Kami pun balik kucing. Ketika membayar di loket parkir saya bertanya: kok loketnya buka, memangnya ada yang datang ke sini?

"Kadang ada. Untuk pesawat carter," jawabnya.

Sepanjang penerbangan yang terpikir hanya Garuda, Garuda, Garuda. Untung ini penerbangan pendek. Hanya dari Surabaya ke Jakarta.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News