Gundah Garuda

Oleh: Dahlan Iskan

Gundah Garuda
Dahlan Iskan. Foto: Ricardo/JPNN.com

Uganda membeli 2 unit, Greenland 1 unit, Kuwait 8 unit, dan Garuda 4 unit –tiga di antaranya sudah dioperasikan.

Kebanyakan perusahaan penerbangan membeli yang seri A330-900 neo yang lebih panjang. Bisa memuat penumpang lebih banyak tapi jarak terbangnya lebih pendek.

Sore itu saya lihat ada tiga pesawat asing yang menempel di belalai terminal: Qatar, Saudi, dan satu lagi tidak terlalu jelas. Senja sudah lebih gelap.

Maka ketika saya memasuki terminal 3, lampu-lampu sudah menyala. Sepanjang koridor yang panjang itu semua iklannya sama: G20, Indonesia, 2022.

Indonesia memang menjadi presidensi G20 sekarang ini –20 negara dengan GDP di atas USD 1 triliun. Bangga.

Terminal 3 ini masih terasa begitu baru. Begitu besar. Begitu bersih. Dengan hiasan-hiasan dinding yang berkelas. Banyak karya seni dan kreasi di situ. Semua menarik untuk foto-stop.

Itulah terminal besar yang dibangun secara khusus: untuk menempatkan Garuda lebih terhormat dibanding perusahaan penerbangan mana pun. Waktu itu yang kita pikirkan Garuda, Garuda, Garuda. Harus mengalahkan Singapore Airlines setidaknya pun hanya di satu bidang.

Boleh dikata Angkasa Pura habis-habisan mengerahkan dana, agar Garuda yang mendapat nama. Maka sepanjang langkah menyusuri terminal 3 saya banyak mendongak: siapa ya yang akan "memiliki" terminal 3 ini nanti?

Sepanjang penerbangan yang terpikir hanya Garuda, Garuda, Garuda. Untung ini penerbangan pendek. Hanya dari Surabaya ke Jakarta.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News