Gundala Putra Petir, Superhero yang Terangkat Momen Ponari
Rambut Boleh Berubah, Gelar Tetap Insinyur
Kamis, 12 Maret 2009 – 06:25 WIB
Menurut Hasmi, hal-hal mistik seperti itulah yang menjadi kekayaan negeri ini dan laku dijual. Termasuk dijual untuk menjadi bahan cerita komik. Hasmi membuktikan, Gundala yang dia ciptakan juga ''menjual'' hal-hal seperti itu. Bahkan, serial Gundala menjadi cerita yang bisa bertahan lama. ''Ini menjadi kekuatan seperti Tiongkok yang menjual kungfu atau Jepang yang menjual beladiri lainnya di dalam komik,'' tuturnya.
Meski Gundala terus dikenang dan belakangan dirilis kembali oleh penerbit Bumi Langit Jakarta, nasib Hasmi tetaplah belum berubah. Jauh jika dibandingkan dengan perubahan ''putra petir'' Ponari. Kondisi rumah yang ditempati Hasmi, misalnya, tak jauh berbeda dengan tiga tahun lalu ketika Jawa Pos berkunjung ke tempat ini. Ruang depan difungsikan sebagai ruang tamu sekaligus ruang kerjanya. Ada satu meja kecil ukuran 60 x 80 sentimeter di sudut timur penuh dengan tumpukan kertas ukuran A4 dan alat-alat gambar. Di meja itulah Hasmi berkarya.
Saat Jawa Pos datang, Hasmi sedang merampungkan komik Godam. Lho, Godam kan karya Wid N.S.? Ya, Hasmi diminta oleh Fajar Sungging Pramodito, anak Wid NS, untuk meneruskan cerita Godam (Godam Reborn). Seperti Gundala, Godam juga tergolong superhero lokal.
Sebetulnya, Fajar Sungging-lah yang beberapa waktu lalu menelurkan komik Godam Reborn itu. Tapi, kekuatan karakter tokoh maupun cerita dalam Godam Reborn itu tak sekuat saat dikerjakan sendiri oleh ayahnya (Wid N.S.) maupun Hasmi.
Ponari boleh saja terkenal karena punya batu petir. Namun, jauh sebelum praktik dukun cilik asal Jombang itu, Indonesia punya putra petir yang melegenda.
BERITA TERKAIT
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408