Gundala Putra Petir, Superhero yang Terangkat Momen Ponari
Rambut Boleh Berubah, Gelar Tetap Insinyur
Kamis, 12 Maret 2009 – 06:25 WIB
Rupanya, Hasmi terdorong untuk ikut memberikan masukan. Awalnya, proses awal berupa sketsa dan bloking-nya dikerjakan Hasmi, lalu di-finishing oleh Sungging. Tapi, akhirnya, dengan pertimbangan agar karya lebih maksimal, Hasmi-lah yang menyelesaikan hingga akhir, kecuali finishing pengerjaan komputer. Itu terjadi karena Hasmi memang tak begitu akrab dengan komputer. Dia masih percaya dengan gambar tangan langsung. Komputer miliknya hanya digunakan untuk menulis skenario. Dan, itu sudah dua tahun ini menganggur karena tak ada permintaan.
Bagaimana skenario film Gundala? Lagi-lagi Hasmi hanya tersenyum. ''Tidak mungkin, Mas. Saya juga habis kontak Bumi Langit dan mereka memastikan belum ada rencana untuk bikin film Gundala. Apalagi promosi,'' kata ayah dua putri itu. Secara resmi, Hasmi adalah art manager di PT Bumi Langit. ''Sampai sekarang saya masih memegang jabatan itu. Kalau saya tidak dilibatkan, kan aneh?'' lanjutnya.
Print out poster promosi Gundala lengkap dengan susunan produser, pemain, dan jadwal penayangan di bioskop yang beredar di internet, termasuk facebook, juga ditepis Hasmi. ''Itu hanya ulah para pecinta Gundala yang kreatif. Bukan dari Bumi Langit,'' tangkis Hasmi.
Kening Hasmi mengerut membaca print out sinopsis film Gundala. Di situ diceritakan Sancaka adalah seorang arkeolog muda yang idealis. ''Saya pembuat tokoh Sancaka dan Gundala. Dan, saya tidak mengizinkan tokoh buatan saya diubah begitu saja,'' tegas Hasmi.
Ponari boleh saja terkenal karena punya batu petir. Namun, jauh sebelum praktik dukun cilik asal Jombang itu, Indonesia punya putra petir yang melegenda.
BERITA TERKAIT
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408