Gundala Putra Petir, Superhero yang Terangkat Momen Ponari
Rambut Boleh Berubah, Gelar Tetap Insinyur
Kamis, 12 Maret 2009 – 06:25 WIB
Hasmi yang mengerjakan 23 seri Gundala tetap pede menyebut Gundala adalah superhero Indonesia. Dia juga tidak bisa menyembunyikan kebanggaan bila orang lain menyebut hal serupa. ''Sampai saat ini kebanggaan terbesar buat saya adalah saat orang lain berkata Gundala adalah satu-satunya superhero asli Indonesia,'' ujarnya.
Surat dari Akherat adalah seri terakhir Gundala yang dibuat Hasmi pada 1982. Lalu, pada 1988, Gundala sempat muncul dalam bentuk komik strip di Jawa Pos. Namun, itu pun tidak bertahan lama. Setelah tidak lagi memproduksi Gundala, Hasmi bekerja sebagai komikus lepas, editor, ilustrator, dan penulis skenario bagi beberapa program TV dan teater.
''Kalau menggambar, saya masih semangat. Hanya karena usia sudah tua dan banyak juga yang dikerjakan, sekarang tidak bisa lagi cepat seperti dulu. Pelan-pelan saja. Kalau capek, ya berhenti," ujarnya sambil mengelus kepala putri bungsunya, Ata. (Lutfi Rakhmawati melengkapi laporan ini)
Ponari boleh saja terkenal karena punya batu petir. Namun, jauh sebelum praktik dukun cilik asal Jombang itu, Indonesia punya putra petir yang melegenda.
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
BERITA TERKAIT
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408