Gunung Agung Menggeliat, Ungsikan Nenek Berusia Seabad

jpnn.com, KLUNGKUNG - GOR Swecapura di Klungkung, Bali dipenuhi para pengungsi seiring meningkatnya aktivitas Gunung Agung. Truk-truk dari arah Karangsem berdatangan ke Lapangan Swecapura Gelgel dengan membawa ratusan pengungsi beserta barang-barang bawaan mereka yang kebanyakan berupa pakaian.
Wajah lansia, kaum ibu dan balita mendominasi lokasi pengungsian. Wajah lelah tampak di antara mereka ketika diturunkan dari truk.
Ada di antara pengungsi yang menangis karena harus meninggalkan tanah kelahiran mereka. Di antara pengungsi itu ada Ni Ketut Kenyeg yang usianya sudah hampir seabad.
Ni Ketut Kenyeg merupakan warga Desa Sebudi di kaki Gunung Agung. Usianya mendekati 100 tahun.
Salah seorang keponakan Kenyeg, I Wayan Dharma Yasa mengaku masih bertahan meski Gunung Agung sudah berstatus siaga beberapa hari lalu. Namun, belakangan kondisi Gunung Agung sudah menunjukkan tanda-tanda tak biasa.
“Gempa-gempanya sih tidak terlau membuat was-was. Tapi karena ada awan yang katanya mengandung racun, akhirnya saya memutuskan untuk mengungsi. Anak saya juga hidungnya mampat-mampat, selain itu suhunya sangat panas,” katanya.
Dengan memutuskan untuk mengungsi, dia mengaku meninggalkan puluhan binatang peliharaannya. Antara lain tiga ekor sapi dan 50 ekor ayam.(rb/ayu/mus/mus/JPR)
Wajah lansia, kaum ibu dan balita mendominasi lokasi pengungsian di GOR Swecapura di Klungkung, Bali seiring meningkatnya aktivitas Gunung Agung.
Redaktur & Reporter : Antoni
- UNHCR Khawatirkan Nasib Jutaan Pengungsi Terdampak Efisiensi Anggaran
- Yayasan Sole Family Bali dan Perjuangan Melawan Ketidakberdayaan
- Keamanan Wisata Air di Bali Dipertanyakan Setelah Turis Australia Meninggal
- Lapangan Tenis Belum Diserahterimakan, Sudah Dipakai Turnamen Internasional
- Ekspansi Berlanjut, DAIKIN Resmikan Proshop Showroom ke-4 di Bali
- Legislator PDIP Sebut Bandara Buleleng Bakal Memperberat 'Overtourism' di Bali