Gunung Poso

Oleh: Dahlan Iskan

Gunung Poso
Dahlan Iskan (Disway). Foto: Ricardo/JPNN.com

"Saat itu kami tidak henti-hentinya menyerukan agar mereka menyerahkan diri," ujar Farid. "Kami sampai mengirimkan rekaman suara istri mereka, agar mereka pulang. Dijamin tidak ditembak," ujar Farid.

"Kami kirim juga rekaman suara anak-anak mereka. Tetap tidak menyerah," tambah Farid.

Ke mana rekaman dari istri dan anak itu dikirim?

"Mereka punya aplikasi khusus di Telegram. Kami unggah ke sana," ujar Farid.

Maka begitu Farid diangkat jadi Danrem Sulteng, ia bertekad harus bisa menuntaskan operasi di Poso. Ia kenal baik Kapolda Sulteng saat itu: Abdul Rahman Baso. Sampai saat itu TNI belum terlibat penuh di Poso.

Namun, persahabatan Farid-Baso membuat kerja bisa tuntas. Konsep penuntasan Poso dari Farid pun disetujui Pangdam Merdeka di Manado. Juga disetujui Mabes TNI dan Mabes Polri.

Poso pun kini sudah terbebas dari kombatan bersenjata. Penuntasan operasi Poso itu segera dibukukan.

Farid menilai peran Kapolda Baso saat itu sangat besar. Juga peran Kapolda sebelumnya: Irjen Pol Syafril Nursal. Termasuk satuan-satuan TNI-Polri yang ada di dalamnya.

Salah satu adegan dalam operasi pemungkas itu sangat dramatis. Yakni ketika pasukan sudah mengepung tenda-tenda kelompok Ali Kalora. Gunung itu sangat tinggi.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News