Gunungkidul Jadi Jalur Tikus Imigran Gelap ke Australia
jpnn.com - jpnn.com - Perairan Pantai Selatan Gunungkidul di Yogyakarta ternyata menjadi jalur perlintasan imigran gelap. Bahkan, wilayah dengan garis pantai sepanjang 74 kilometer itu juga memungkinkan munculnya gangguan keamanan laut.
Kepala Satuan Polair Gunungkidul AKP Sunarto mengatakan, saat ini petugas menggencarkan patroli di wilayah Pantai Selatan. “Patroli dilakukan sebagai langkah antisipasi masuknya kapal asing dan penyelundupan manusia atau people smuggling melalui jalur laut,” ujarnya seperti diberitakan Jawa Pos Radar Jogja.
Menurutnya, ada enam kecamatan di Gunungkidul yang berpotensi menjadi jalur penyelundupan manusia. Yakni, Kecamatan Purwosari, Panggang, Saptosari, Tanjungsari, Tepus, dan Girisubo.
Kondisi geografis wilayah DIY, khususnya Gunungkidul merupakan jalur strategis. Sebab, posisinya berhadapan langsung dengan negara tujuan para imigran.
Sunarto menjelaskan, petugas beberapa kali menangani kasus imigran gelap. Dia mencatat, ada beberapa kali percobaan penyelundupan manusia ke Australia melalui Pantai Selatan Gunungkidul.
“Untung berhasil digagalkan. Bahkan ada pelaku penyelundupan dari warga negara asing sudah diproses secara hukum,” katanya.
Dari data kepolisian, pada 2011 ada 17 imigran gelap asal Afganistan yang ditangkap. Mereka digerebek di Hotel Kukup Beach Nature Inn di dekat Pantai Kukup, Desa Kemadang, Kecamatan Tanjungsari.
Pada Oktober 2013, petugas mengamankan 30 imigran gelap. Di antaranya, dari Somalia (11 orang), Myanmar (5 orang), Pakistan (13 orang) dan Eritrea (1 orang).
Perairan Pantai Selatan Gunungkidul di Yogyakarta ternyata menjadi jalur perlintasan imigran gelap. Bahkan, wilayah dengan garis pantai sepanjang
- Biaya Hidup di Australia Makin Mahal, Sejumlah Sekolah Berikan Sarapan Gratis
- Rencana Australia Membatasi Jumlah Pelajar Internasional Belum Tentu Terwujud di Tahun Depan
- Ngebet Usir Imigran, Donald Trump Bakal Kerahkan Personel Militer
- Trump Bakal Menghukum Petinggi Militer yang Terlibat Pengkhianatan di Afghanistan
- Inilah Sejumlah Kekhawatiran Para Ibu Asal Indonesia Soal Penggunaan Media Sosial di Australia
- Pendidikan dan Pengalaman Kerja Migran, Termasuk Asal Indonesia, Belum Tentu Diakui Australia