Guru Besar di Indonesia: Mendorong Prestise dan Kualitas Akademik

Oleh: Afriansyah Noor

Guru Besar di Indonesia: Mendorong Prestise dan Kualitas Akademik
Wakil Menteri Ketenagakerjaan yang juga kandidat doktor administrasi publik Universitas Sriwiaya Palembang, Foto: Dokumentasi Humas Kemnaker

Puncak dari proses seleksi adalah uji kelayakan. Calon guru besar akan menghadapi tim ahli di bidang ilmu yang bersangkutan untuk dinilai secara mendalam mengenai kemampuan dan kontribusinya.

Ujian ini biasanya dilakukan dalam dua tahap:

- Presentasi karya ilmiah

Calon guru besar harus mempresentasikan karya ilmiahnya secara komprehensif dan meyakinkan.

- Diskusi mendalam dengan Tim Ahli

Dalam sesi ini, calon guru besar akan dihadapkan pada berbagai pertanyaan dan diskusi mendalam dengan tim ahli untuk memastikan keahlian dan wawasannya.

Mengingat prosedur dan proses pengangkatan profesor yang sangat panjang, dapat dipastikan bahwa proses pengangkatan tersebut telah melalui pemeriksaan ketat sebelum dikukuhkan menjadi profesor.

Hal ini didukung oleh sistem yang dibangun oleh Kemdikbudristek yang dibuat secara transparan dan dapat diakses oleh siapa saja.

Contohnya adalah Sistem Pangkalan Data Pendidikan Tinggi (PDDikti), di mana aktivitas pengajaran seorang dosen terekam selama menjadi dosen.

Penanganan serius dan komprehensif terhadap skandal gelar profesor adalah kunci untuk menjaga marwah dan kredibilitas pendidikan Indonesia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News