Guru Besar Ini Minta Prabowo Harus Jadi Presiden yang Independen
jpnn.com, JAKARTA - Guru besar Ilmu Politik Universitas Andalas Asrinaldi menyebutkan keputusan soal bakal berkoalisi untuk pemerintahan selanjutnya tidak hanya di tangan presiden terpilih pada Pilpres 2024 Prabowo Subianto.
Dia menyebutkan hal itu sebagai respons atas pertemuan Prabowo dan beberapa elite parpol di luar Koalisi Indonesia Maju (KIM). Salah satunya Ketua Umum NasDem Surya Paloh.
"Komunikasi itu hal yang wajar walaupun Prabowo sebagai presiden terpilih sesuai ketetapan KPU, tetapi proses sidang Mahkamah Konstitusi juga perlu ditunggu," kata Asrinaldi saat dihubungi JPNN.com, Selasa (9/4).
Asrinaldi menjelaskan penjajakan itu bagian dari komunikasi politik, tetapi mungkin saja tawaran bergabung koalisi bisa saja terjadi.
"Apabila keputusan MK sudah selesai tentu sikap NasDem atau Surya Paloh sendiri akan bergantung pada hasil itu (sidang MK)" katanya.
Namun, penulis buku "Kekuatan-Kekuatan Politik di Indonesia" itu tidak melihat ada kemungkinan power sharing berada sepenuhnya di tangan Prabowo.
"Tentu keberadaan Prabowo tidak sebebas Jokowi yang juga untuk menentukan dengan siapa koalisi. Dia (Jokowi) independen, sebelumnya hanya dengan Megawati yang berdiskusi," ujar Asrinaldi.
Namun, kata dia, kalau Prabowo jelas bahwa kontribusi Jokowi juga terlihat jelas. Tidak mungkin juga Prabowo bagi-bagi kursi begitu saja di luar koalisi yang dibangun bersama," lanjut Asrinaldi.
Guru besar Ilmu Politik Universitas Andalas Asrinaldi menyebutkan keputusan soal bakal berkoalisi untuk pemerintahan selanjutnya tidak hanya di tangan Prabowo.
- JAMAN Dukung Usul Prabowo Terkait Pelaksanaan Pilkada Melalui DPRD
- Segini Jumlah Nilai Investor di IKN, Angkanya Mencapai Triliun
- Prabowo Bakal Berkantor dan Kerja di IKN pada 2028
- PKN Usulkan Dua Hal Ini Terkait Pemberantasan Korupsi
- Chandra Soroti Arah Kebijakan Amnesti 44 Ribu Narapidana Era Prabowo
- Sikap Tegas MUI terhadap Langkah-Langkah Presiden Prabowo