Guru Besar IPB: Stok Beras Melimpah Kok Mau Impor Lagi
jpnn.com, JAKARTA - Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB University Prof Didin S Damanhuri menilai rencana impor beras jadi bukti adanya kekuatan kartel dan mafia yang mengendalikan distribusi pangan di Indonesia.
Dia mempertanyakan rencana impor satu juta ton beras yang akan dilakukan pemerintah di saat stok di Bulog dan petani masih melimpah ruah.
"Jadi rencana impor beras satu juta ton ini sangat tidak logis," katanya dalam kanal Bravos Radio Indonesia di YouTube pada Senin (22/3).
Menurutnya, ada tiga indikator yang membuat rencana impor itu jelas tidak masuk akal. Pertama, produksi beras nasional naik 5,5 juta ton lebih pada 2020 lalu. Kemudian pada Maret hingga April akan ada panen raya.
"Stok beras pemerintah itu belum terpakai. Jadi logikanya di mana rencana impor itu," tegasnya.
Ketua Dewan Pakar lembaga think tank Brain Society Center (BS Center) ini mengamini pernyataan Direktur Bulog Budi Waseso (Buwas) yang menyebut adanya tangan-tangan kotor mafia pangan di balik rencana impor tersebut.
Oleh karena itu, selama ini mafia pangan termasuk beras, daging dan komoditi lainnya memang sangat mengganggu peran Bulog.
"Itu Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo sampai minta-minta maaf ke DPR, karena enggak berdaya menolak impor beras. K arena adanya kekuatan mafia itu tadi," ujarnya.
Guru besar IPB merasa ada yang janggal dengan rencana impor beras karena stok pangan di Indonesia mencukupi
- Pemerintah Resmi Setop Impor di 2025, Ini Alasannya
- Pemerintah Resmi Setop Impor di 2025, untuk Wujudkan Ketahanan Pangan
- Menko Pangan: Stok Beras Nasional 8 Juta Ton
- Prabowo Berencana Setop Impor Beras di 2025
- Prabowo Optimistis Indonesia tidak Lagi Mengimpor Beras pada 2025
- Memperkokoh Peran Bulog, Mengamankan Pangan Nasional