Guru Besar UGM Anggap Nadiem Makarim Tak Kompeten Mengurus Pendidikan
Prof. Dr. Wahyudi Kumorotomo juga menyoroti program Merdeka Belajar dengan banyak catatan. Program ini menurutnya, pada tingkat operasional tidak benar-benar dapat diimplementasikan untuk mewujudkan pembelajaran secara merdeka sesuai dengan visi dan konsep yang dibuat.
"Program Merdeka Belajar sejauh ini tampak baru sebatas gimmick" tegasnya.
Selain itu, Prof. Dr. Wahyudi Kumorotomo juga menyinggung perkembangan Sumber Daya Manusia (SDM) yang tidak terlalu meyakinkan. Sampai dengan tahun 2019, SDM Indonesia masih didominasi lulusan SD (32%) dan SMP (22,8%) atau 54% lebih. Berikutnya, lulusan SMA (20,15%), SMK (17,31%), D1-D2-D3 (1,8%), dan S1 ke atas (4,11%). Terkait dengan hal ini tampaknya belum ada terobosan dari Menteri Nadiem.
Wahyudi Kumorotomo justru meragukan apa yang tertuang dalam Strategi kemendikbud 2020-2024 yang menjadi bagian program Merdeka Belajar, yang menyebutkan bahwa angka partisipasi peserta didik di perguruan tinggi dipatok pada angka 70%.
"Bagaimana mungkin pada tahun 2019 berada di angka partisipasi 4,11% lalu melompat ke angka 70% hanya dalam empat tahun?" kata Wahyudi. (ant/dil/jpnn)
Kinerja Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim kembali mendapat sorotan dan kritik tajam dari sejumlah praktisi dan pengamat pendidikan.
Redaktur & Reporter : Adil
- Eddy-Riezky Komitmen Hapus Pungli dan Hadirkan 'Satu Desa 5 Sarjana' di Sumsel
- Adaro Donasikan Paket Seragam Sekolah Senilai Rp 2,4 Miliar untuk Anak Kurang Mampu
- Arasoft Dorong Digitalisasi Pendidikan di Indonesia
- Dorong Pengembangan SDM, Jawa Satu Power Bangun Gedung Sekolah untuk SDN Cimalaya 7
- SANF Perkuat Digitalisasi Pendidikan di Indonesia
- PT. KSP Aktif Berpartisipasi Membangun Pendidikan Banten