Guru Besar UI Minta Kemendikbud Lebih Ketat Awasi Buku

Menurutnya, ketika sudah dewasa, anak-anak itu bisa memilah sendiri mana yang baik dan yang tidak baik.
“Artinya kalau sekarang anak kecil diindoktrinasi, memang hasilnya bisa gawat sekali. Karena anak kecil sangat patuh terhadap orang tuanya. Itu bisa bahaya, karena sering kita jumpai anak itu bisa lebih kejam sekali, malah berdarah dingin karena memang nggak normal,” ujarnya.
Pria kelahiran Padang Panjang, 31 Maret 1966 ini mengatakan, anak-anak yang telah dideportasi oleh pemerintah Turki karena diajak orang tua hijrah ke Suriah guna bergabung dengan ISIS tentunya membutuhkan pendampingan dari psikolog.
“Artinya seberapa dalam keterpaparannya terhadap ideologi-ideologi radikal itu. Karena secara psikologis itu mengalami keguncangan. Perkembangan psikologisnya tidak normal karena anak-anak tidak selayaknya sudah mendapatkan sesuatu yang belum pantas dia dapatkan pada umurnya,” kata Hamdi.
Untuk itu, Hamdi meminta masyarakat luas, baik ulama maupun umaro untuk bersama-sama mengawasi anak-anak di lingkungan sekitar.
“Kalau ada tanda-tanda tempat perkumpulan yang tidak beres yang dipakai tempat anaknya kumpul atau bermain, ya, laporkan ke RT/RW lalu ke polisi. Kalau di Indonesia ada KPAI (Komisi Perlindungan Anak Indonesia) juga. Sementara pemerintah melalui Kementerian Pendidikan juga harus mengawasi buku-buku maupun kurikulum yang diajarkan kepada anak-anak sekolah,” ujar Hamdi. (jos/jpnn)
Anak-anak sudah selayaknya dibiarkan bermain dan mencari teman sebanyak-banyaknya.
Redaktur & Reporter : Ragil
- Detektif Jubun Ungkap Perjalanan 17 Tahun Kariernya Lewat Buku
- Akademisi: Sebagian WNI di Suriah Layak Mendapat Kesempatan Kedua
- Rapat Kerja dengan BNPT, Sugiat Apresiasi Zero Aksi Teror di 2024
- Laksda Edwin Ungkap Potensi Laut untuk Swasembada Pangan Lewat Buku
- Kawal Amanat Warga Jakarta, KPU Bakal Rilis Buku Janji Kampanye Pramono-Rano
- Senator NTT Abraham Liyanto Luncurkan Buku Keempat