Guru Besar UI Sebut Acara Rizieq yang Membuat Kerumunan Massa Berpotensi Menguras Duit Negara

Guru Besar UI Sebut Acara Rizieq yang Membuat Kerumunan Massa Berpotensi Menguras Duit Negara
Imam Besar FPI Habib Rizieq Shihab saat tiba di kediamannya di Petamburan, Jakarta, Selasa (10/11). Foto: Ricardo/JPNN.com

Bahkan jika ada yang meninggal, dan dia dari unsur kepala keluarga, tentu akan menjadi pertanyaan siapa yang menanggung anak dan istrinya.

Karena itu, jika masyarakat ingin mendatangi kegiatan yang berpotensi kerumunan, sebaiknya dipikirkan lagi dan tidak mengikuti hawa nafsunya ingin berkumpul. 

Masalah pencegahan, menurut Hasbullah, juga sejalan dengan ajaran agama apa pun. Bagi yang beragama Islam, bisa belajar dari surat Al Kahfi. Pada sejarah Nabi Harun dan Nabi Musa yang rela merusak perahunya sehingga tidak diambil para perampok. 

"Lebih baik rusak sedikit, itu kan cost-nya. Kalau kita imunisasi, itu biaya imunisasi, korban dikit tetapi akhirnya selamat nanti. Jadi itu hitungan cost benefit yang sudah ada," jelasnya. 

Terkait vaksin Covid-19 nantinya, Hasbullah meminta masyarakat bersabar. Bagi masyarakat yang tidak mampu, pemerintah wajib memberikan bantuan.

Namun, bagi yang mampu, lebih baik membeli secara mandiri. "Jangan semua orang minta dibayarin. Bagi yang mampu, janganlah, malu-maluin aja," katanya. 

Vaksinasi juga bertujuan agar masyarakat yang mendapatkan vaksin, tidak akan menularkan kepada orang lain. Karena dengan vaksinasi, masyarakat tidak akan tertular dan tidak menularkan kepada orang lain. Ketika vaksin sudah disediakan pemerintah ia meminta masyarakat mematuhi. 

Vaksin memiliki efektivitas mencapai 90 persen, artinya dari 10 orang yang divaksinasi, 9 orang tidak terkena penyakit Covid-19. Satu orang yang mungkin terkena Covid-19, tidak sampai jadi penyakit. Bahkan ditambah penerapan 3M, maka masyarakat dapat terlindungi. 

Guru Besar Fakultas Kesehatan Masyarakat UI Hasbullah Thabrany menilai acara yang diselenggarakan Habib Rizieq Shihab dengan menghadirkan kerumunan massa berpotensi menguras duit negara.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News