Guru di Perbatasan, 6 Bulan Hanya Digaji Rp500 Ribu

Guru di Perbatasan, 6 Bulan Hanya Digaji Rp500 Ribu
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menerima kedatangan guru-guru dari daerah terdepan, terluar dan tertinggal di Gedung Kemendikbud, Jakarta, Senin (9/7). Mendikbud M. Nuh menemui 21 guru yang berasal dari Aceh, NTT dan Papua. M. Nuh menjelaskan bahwa guru-guru tersebut merupakan sumber inspirasi bersama bagi masyarakat umum. Foto : Arundono/JPNN
“Sejak awal saya mengajar di sekolah tersebut dan sudah mengalami tiga kali pergantian kepala sekolah, saya hanya dibayar sebesar Rp 500 ribu untuk 6 bulan, dan terkadang untuk 3 bulan,” ungkap Susana kepada JPNN ketika ditemui di dalam acara silaturahmi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) dengan 21 Guru Perbatasan Terpilih di Gedung Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud), Jakarta, Senin (9/7).

 Susana mengakui, besaran gaji yang diterimanya kerap kali tidak cukup untuk membiayai hidupnya maupun anak semata wayangnya. Hasilnya, dia pun harus meminta bantuan kepada kedua orang tuanya yang merupakan pensiunan guru.

“Habisnya mau bagaimana lagi? Kalau tidak minta bantuan orang tua, saya tidak mampu untuk menghidupi anak saya,” serunya.

Namun begitu, Susana hingga saat ini tidak pernah mengeluh kepada pimpinan sekolah tempat ia mengajar. Ia pun selalu menerima berapa pun besaran gaji yang dibayarkan kepada dirinya mengingat ia menyadari bahwa dirinya hanyalah seorang guru berstatus guru honorer.

JANJI pemerintah pusat untuk memberikan tunjangan khusus kepada para guru yang mengajar di daerah perbatasan, pedalaman, atau pun daerah tertinggal,

JPNN.com WhatsApp

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News