Guru di Perbatasan, 6 Bulan Hanya Digaji Rp500 Ribu
Selasa, 10 Juli 2012 – 00:02 WIB

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menerima kedatangan guru-guru dari daerah terdepan, terluar dan tertinggal di Gedung Kemendikbud, Jakarta, Senin (9/7). Mendikbud M. Nuh menemui 21 guru yang berasal dari Aceh, NTT dan Papua. M. Nuh menjelaskan bahwa guru-guru tersebut merupakan sumber inspirasi bersama bagi masyarakat umum. Foto : Arundono/JPNN
Bagaimana dengan kondisi anak-anak di Biak ? Susana sembari duduk dan menikmati hidanganya menceritakan, anak-anak di Biak, Papua sangat antusias dan sangat rajin untuk pergi ke sekolah. Hanya saja, ketika sampai di sekolah terkadang hanya untuk bermain dan tidak mau untuk belajar di kelas.
“Saya anggap itu adalah tantangan untuk saya sebagai seorang guru. Yang utama, saya harus bersabar dan bisa memotivasi anak-anak. Saya selalu bertanya kepada mereka tentang cita-citanya. Setelah mereka menyebutkan cita-citanya, saya selalu bilang, kalian harus belajar untuk bisa menjadi seseorang yang kalian cita-citakan. Itu saja. Setelah itu, mereka menurut, mau untuk belajar,” papar Susana.
Dalam sehari, Susana harus mengajar selama 4,5 jam. Dengan begitu, tentu dia sudah memenuhi syarat mengiktui sertifikasi guru, yang mewajibkan guru harus mengajar 24 jam dalam seminggu.
Untuk kondisi sekolah SD Inpres Sumberker, menurutnya sangat layak dan bagus. Sekolah tersebut memiliki 13 orang guru, dan terdiri dari 7 rombongan belajar (rombel), dimana masing-masing kelasnya terdiri dari 32 anak. “Seharusnya ada 6 kelas. Tetapi, kelas 2 itu ada kelas paralel (dua rombel). Misalnya, kelas 2A dan 2B,” jelasnya.
JANJI pemerintah pusat untuk memberikan tunjangan khusus kepada para guru yang mengajar di daerah perbatasan, pedalaman, atau pun daerah tertinggal,
BERITA TERKAIT
- Semana Santa: Syahdu dan Sakral Prosesi Laut Menghantar Tuan Meninu
- Inilah Rangkaian Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Semarak Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Sang Puspa Dunia Hiburan, Diusir saat Demam Malaria, Senantiasa Dekat Penguasa Istana
- Musala Al-Kautsar di Tepi Musi, Destinasi Wisata Religi Warisan Keturunan Wali
- Saat Hati Bhayangkara Sentuh Kalbu Yatim Piatu di Indragiri Hulu