Guru di Perbatasan, 6 Bulan Hanya Digaji Rp500 Ribu
Selasa, 10 Juli 2012 – 00:02 WIB
Bagaimana dengan kondisi anak-anak di Biak ? Susana sembari duduk dan menikmati hidanganya menceritakan, anak-anak di Biak, Papua sangat antusias dan sangat rajin untuk pergi ke sekolah. Hanya saja, ketika sampai di sekolah terkadang hanya untuk bermain dan tidak mau untuk belajar di kelas.
“Saya anggap itu adalah tantangan untuk saya sebagai seorang guru. Yang utama, saya harus bersabar dan bisa memotivasi anak-anak. Saya selalu bertanya kepada mereka tentang cita-citanya. Setelah mereka menyebutkan cita-citanya, saya selalu bilang, kalian harus belajar untuk bisa menjadi seseorang yang kalian cita-citakan. Itu saja. Setelah itu, mereka menurut, mau untuk belajar,” papar Susana.
Dalam sehari, Susana harus mengajar selama 4,5 jam. Dengan begitu, tentu dia sudah memenuhi syarat mengiktui sertifikasi guru, yang mewajibkan guru harus mengajar 24 jam dalam seminggu.
Untuk kondisi sekolah SD Inpres Sumberker, menurutnya sangat layak dan bagus. Sekolah tersebut memiliki 13 orang guru, dan terdiri dari 7 rombongan belajar (rombel), dimana masing-masing kelasnya terdiri dari 32 anak. “Seharusnya ada 6 kelas. Tetapi, kelas 2 itu ada kelas paralel (dua rombel). Misalnya, kelas 2A dan 2B,” jelasnya.
JANJI pemerintah pusat untuk memberikan tunjangan khusus kepada para guru yang mengajar di daerah perbatasan, pedalaman, atau pun daerah tertinggal,
BERITA TERKAIT
- Rumah Musik Harry Roesli, Tempat Berkesenian Penuh Kenangan yang Akan Berpindah Tangan
- Batik Rifaiyah Batang, Karya Seni Luhur yang Kini Terancam Punah
- 28 November, Masyarakat Timor Leste Rayakan Kemerdekaan dari Penjajahan Portugis
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara