Guru Honorer Menumpang di Rumah Warga, Lihat tuh
Ia melakoni pekerjaannya ini dengan sabar dan ikhlas. Karena, kata Titin, terpenting bisa mengajar.
Masa depan anak-anak di desa terpencil itu harus diselamatkan. Salah satu caranya, ya memberikan pendidikan yang baik.
Dan memang, Titin mampu bertahan di sana tatkala anak-anak didiknya semangat menimba ilmu.
“Kalau melihat keadaan sekarang, saya terkadang menangis sendiri. Tapi, puji Tuhan, saya tetap bersyukur,” ujarnya.
Tekadnya untuk mencerdaskan generasi penerus memang oke, tapi tetap saja Titin manusia biasa. Ia punya keinginan dan harapan untuk keluarganya.
Dan memang wajar jika profesinya sebagai guru dihargai pemerintah.
Titin berharap, suatu saat pengabdiannya ini bisa berbuah manis, setidaknya diangkat menjadi Aparatur Sipil Negara (ASN).
“Sampai sekarang saya dan suami berusaha menjalani keadaan ini seperti air yang mengalir,” tutupnya.
NASIB para guru honorer di pedalaman sungguh memprihatinkan. Bagaimana tidak, tempat tinggal tak disediakan, terpaksa menumpang di rumah warga. Achmad
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408