Guru Honorer Menumpang di Rumah Warga, Lihat tuh

Ia melakoni pekerjaannya ini dengan sabar dan ikhlas. Karena, kata Titin, terpenting bisa mengajar.
Masa depan anak-anak di desa terpencil itu harus diselamatkan. Salah satu caranya, ya memberikan pendidikan yang baik.
Dan memang, Titin mampu bertahan di sana tatkala anak-anak didiknya semangat menimba ilmu.
“Kalau melihat keadaan sekarang, saya terkadang menangis sendiri. Tapi, puji Tuhan, saya tetap bersyukur,” ujarnya.
Tekadnya untuk mencerdaskan generasi penerus memang oke, tapi tetap saja Titin manusia biasa. Ia punya keinginan dan harapan untuk keluarganya.
Dan memang wajar jika profesinya sebagai guru dihargai pemerintah.
Titin berharap, suatu saat pengabdiannya ini bisa berbuah manis, setidaknya diangkat menjadi Aparatur Sipil Negara (ASN).
“Sampai sekarang saya dan suami berusaha menjalani keadaan ini seperti air yang mengalir,” tutupnya.
NASIB para guru honorer di pedalaman sungguh memprihatinkan. Bagaimana tidak, tempat tinggal tak disediakan, terpaksa menumpang di rumah warga. Achmad
- Semana Santa: Syahdu dan Sakral Prosesi Laut Menghantar Tuan Meninu
- Inilah Rangkaian Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Semarak Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Sang Puspa Dunia Hiburan, Diusir saat Demam Malaria, Senantiasa Dekat Penguasa Istana
- Musala Al-Kautsar di Tepi Musi, Destinasi Wisata Religi Warisan Keturunan Wali
- Saat Hati Bhayangkara Sentuh Kalbu Yatim Piatu di Indragiri Hulu