Guru Kaget saat Tiba-Tiba Digerebek Mucikari
Kristiawan menyatakan, pemilik wisma tidak keberatan dengan adanya bimbel tersebut. Namun, mereka pernah salah paham. Persoalan itu muncul saat dia diwawancarai salah satu stasiun televisi. Setelah bimbel dibuka beberapa minggu, ada wartawan yang datang meliput kondisi wisma menjelang penutupan.
Saat itu wartawan tersebut mewawancarai Kristiawan. Ketika itu dia ditanya apakah bimbel tersebut terganggu dengan adanya wisma. Kristiawan pun menjawab bahwa siswa tidak bisa belajar saat malam karena suara musik dan kondisi wisma yang ramai.
Namun, ketika hasil wawancara itu muncul di televisi, ternyata hasilnya lain. Dalam tayangan tersebut, dia seolah-olah menyudutkan pemilik wisma dan menganggap keberadaan wisma mengganggu proses pembelajaran di bimbel.
Setelah berita tersebut tayang, pemilik wisma langsung menggerebek bimbel di Jalan Kupang Gunung Timur Nomor 1A itu. Dia pun kaget saat sekelompok orang mendatangi tempat tersebut. Mereka mengaku tidak terima dengan komentar Kristiawan yang menyudutkan wisma.
Dengan tenang, alumnus STM Berdikari itu menjelaskan maksud yang sebenarnya. Dia tidak berniat menyudutkan wisma. Dia hanya menyatakan bahwa siswa tidak bisa belajar saat malam. ”Hanya itu, saya tidak mengatakan keberadaan wisma mengganggu bimbel. Saya tidak pernah mengatakan seperti itu,” kata dia.
Setelah mendapat penjelasan, pemilik wisma memahami dan tidak mempersoalkan lagi. Kristiawan mengatakan, saat ini tidak ada persoalan lagi dengan muncikari. Mereka malah senang ada bimbel karena anak mereka bisa belajar. Ke depan Kristiawan ingin membuka bimbel untuk siswa SMP.
Jika lokalisasi ditutup, semakin banyak program yang bisa dilaksanakan. Salah satunya program pembelajaran malam. Program tersebut tidak mungkin bisa dilaksanakan sekarang karena kondisi di sekitarnya masih ramai.
”Kalau sekarang, ya pagi dan siang saja,” kata dia. Ya, pagi, siang, atau malam, anak-anak di lokalisasi itu memang berhak mendapatkan pendidikan dan pengajaran yang tuntas. (Khafidlul Ulum/c6/dos)
BANYAK anak-anak di sekitar lokalisasi Dolly dan Jarak yang tidak pernah tersentuh kelompok bimbingan belajar. Alasan klasiknya, tidak ada biaya.
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408