Guru, Murid dan Orangtua Jadi Korban Perubahan Kurikulum
Rabu, 05 Desember 2012 – 19:58 WIB
Jam pelajaran siswa SMP pun bertambah enam jam per minggu, dan siswa SMA bertambah dua jam per minggu. Satu jam pelajaran adalah 35 menit, bukan 60 menit. Penambahan jam belajar ini dilakukan karena jam pelajaran di Indonesia relatif lebih singkat dibanding negara-negara lain. "Penambahan jam pelajaran, berarti kan harus makan siang. Anak-anak ini akan mengalami masa yang berbeda dengan yang sebelumnya," ujar Retno.
Jumono, salah satu perwakilan dari Aliansi Orangtua Peduli Pendidikan Indonesia (APPI) menyatakan orangtua juga akan merasakan dampak dari rencana yang terkesan buru-buru ini. Terutama mengenai penyediaan buku-buku pelajaran.
" Buku yang sudah ada akan ditarik dan harus dibebankan ke orangtua saja. Apa yang mau diharapkan kalau seperti ini. Ini ide enggak bener saat memaknai kurikulum hanya mata pelajaran saja. Korupsi dana BOS saja terjadi dimana-mana, jangan hanya pikirkan soal ini saja," pungkas Jumono.(flo/jpnn).
Guru, Murid dan Orangtua Jadi Korban Perubahan Kurikulum 2013 JAKARTA--Rencana perubahan kurikulum 2013 dianggap membebankan banyak pihak, seperti
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
BERITA TERKAIT
- Mengenal Jurusan Keperawatan, Ini Prospek Karier dan Peluangnya di Masa Depan
- Bea Cukai Membekali Ilmu Kepabeanan Kepada Puluhan Pelajar SMK di Daerah Ini
- Babak Final Spelling Bee Competition Besutan EF Kids & Teens Digelar Minggu Depan
- Puluhan Tahun Digaji Seadanya, Guru Honorer di Jawa Barat Menjerit
- Bantu Siswa di Kaldera Toba, PGTS dan GO Buka Program Bimbel Persiapan Masuk PTN 2025
- Mitigasi Inklusif Kolaboratif Organisasi Jadi Model Ideal Hadapi Bencana Nonalam Pandemi