Guru SD di Surabaya jadi Wasit Olimpiade Tokyo 2020, Sempat Diteriaki Pemain

Namun, dia tak melupakan kewajibannya menjadi pendidik SD mata pelajaran Bahasa Inggris.
Menariknya, Lia menjelaskan seluruh ilmu yang diperolehnya dari kiprahnya sebagai wasit juga ia implementasikan di sekolah tempatnya mengajar.
Lia mendidik anak-anak tersebut agar selalu disiplin, percaya diri dan pantang menyerah karena itu yang menjadi poin penting dalam meraih kesuksesan.
"Kalau ingin berhasil, disiplin nomor satu. Saya ajarkan mereka jadi the real bonek, jadi bonek sejati itu bukan kalau kalah main itu sakit hati terus berantem. Tetapi keberanian yang dibutuhkan. Nah, bahasa asing itu butuh keberanian karena bahasa itu kebiasaan. Saya ajarkan ke mereka itu 'wani' (berani) berbicara Inggris," ujarnya.
Dengan begitu, ia berharap generasi penerus bangsa khususnya Arek-Arek Suroboyo semakin gigih dan pantang menyerah dalam mewujudkan cita-citanya.
Lia pun berterima kasih kepada berbagai pihak atas kesempatan yang diberikan, termasuk Dispendik Kota Surabaya.
"Terima kasih juga untuk Kepala Sekolah SDN Sawunggaling 1 Bu Sri Kis Untari dan semua pihak," katanya. (antara/jpnn)
Qomarul Lailah, si wasit Olimpiade Tokyo 2020 itu juga mengajarkan murid-muridnya menjadi The Real Bonek.
Redaktur & Reporter : Adek
- Paceklik Gelar di Awal 2025, PBSI Perketat Seleksi Pemain Pelatnas Cipayung
- Aturan Promosi & Degradasi Diubah, Deretan Pemain Ini Berpotensi Terdepak dari Pelatnas Cipayung
- BWF World Tour: Rapor Merah Bulu Tangkis Indonesia, 7 Turnamen 1 Trofi
- Tanpa Zheng/Huang, Ganda Campuran China di All England Tetap Mengerikan
- Banyak Bikin Kesalahan, Rehan/Gloria Harus Puas Jadi Runner up Lagi
- Rehan/Gloria dan Adnan/Indah Kompak ke Perempat Final Orleans Masters 2025