Guru Singapura Belajar Kurikulum di Batam
Rabu, 11 November 2009 – 01:32 WIB
BATAM - Sebanyak 13 guru dari Sembawang Secondary School Singapura berkunjung ke SMP Negeri 25 Batam. Kunjungan ini dimaksudkan untuk mempelajari kurikulum pendidikan SMP di Batam, sekaligus mengajak para pelajar untuk berbicara dalam bahasa inggris. Sementara itu, Kepala Sekolah SMP Negeri 25 Batam, Maysarah mengaku sangat senang dengan ide yang diberikan guru-guru asal Singapura tersebut. “Kita bangga ada yang memperhatikan. Batam sebagai kawasan FTZ sudah seharusnya menerapkan bahasa Inggris menjadi bahasa pergaulan sehari-hari di kalangan pelajar,” ujarnya.
“Banyak informasi yang ingin kita dapatkan seputar kebudayaan Indonesia, khususnya Batam. Pelajar disini sangat menghargai sekali kebudayaan dan menerapkannya dalam seragam sekolah setiap hari Jumat. Kita ingin siswa kita di Sembawang juga menerapkan hal yang demikian supaya tidak lupa akan kebudayaannya,” ujar Head of Department Character Development Sembawang Secondary School, Raj Atraju kepada Batam Pos di Tiban, Jumat (6/11).
Baca Juga:
Dalam kunjungan ini, Raj turut serta membawa 90 siswanya. “Untuk membangun karakter mereka, bahwa dunia luar butuh perhatian mereka juga. Ini sebagai bagian dari menghargai komunikasi. Setiap sekolah harus berpacu. Kita menyerap kurikulum dan kebudayaan, sebaliknya kita memberi pengajaran, semua siswa Indonesia khususnya SMPN 25 jangan pernah malu belajar dan berbahasa inggris serta harus melek teknologi. Itu dibutuhkan secara universal,” ujarnya.
Baca Juga:
BATAM - Sebanyak 13 guru dari Sembawang Secondary School Singapura berkunjung ke SMP Negeri 25 Batam. Kunjungan ini dimaksudkan untuk mempelajari
BERITA TERKAIT
- Tingkatkan Kualitas Pendidikan di Sulsel, Ganesha Operation Kenalkan GO Expert
- Uhamka Masuk Daftar Universitas Terbaik Asia versi QS AUR 2025
- Ini Kata Bahlil soal Gelar Doktornya di SKSG UI
- SANF Perkuat Digitalisasi Pendidikan di Indonesia
- Keren, Siswa Mentari Intercultural School Jakarta Boyong Emas dari Malaysia
- Dibilang Abal-Abal, UIPM Justru Pelopor Kampus Virtual Menggunakan Second Life