Gus AMI: Ekonomi dan Religius Adalah Isu yang Sangat Strategis
jpnn.com, JAKARTA - Wakil Ketua MPR RI Dr. (HC) H. Abdul Muhaimin Iskandar, Kamis (5/9) menerima kunjungan Sekretaris Jenderal Centrist Democrat Internasional (CDI) atau Koalisi Internasional partai-partai di seluruh dunia, Cesar Rossello.
Pada kesempatan tersebut pria yang dipanggil dengan sebutan Gus Ami didampingi Menaker Hanif Dhakiri, Yahya Staquf serta Luluk Nur Hamidah.
Cesar Rossello menyampaikan rencana CDI yang akan melaksanakan pertemuan di Jakarta pada 2020. Berbagai agenda, akan dibahas pada pertemuan tersebut. Mulai dari persoalan politik, ekonomi, sosial, hingga pertahanan keamanan. Rencananya, pertemuan tersebut akan dihadiri sejumlah pimpinan negara anggota CDI.
Kepada Muhaimin, Cesar Rossello juga menyampaikan nilai strategis pelaksanaan pertemuan tersebut baik bagi Indonesia. Menurutnya keragaman dan persatuan yang tumbuh di Indonesia bisa membuka mata dunia. Bahwa keragaman tidak melulu harus diikuti dengan perpecahan.
Sedangkan keterlibatan Partai-partai di Indonesia dalam CDI memiliki makna yang sangat besar. Dengan begitu bisa melaksanakan peran Islam yang rahmatan lil alamin. Bukan Islam yang senantiasa dikaitkan dengan kekerasan dan terorisme. Ini akan membantu keberlangsungan kegiatan dialogis yang saling menguntungkan antara negara-negera Islam dan non muslim.
Mendengar rencana tersebut Gus Ami memberi apresiasi yang sangat besar. Ia berharap jumlah pimpinan negara anggota CDI yang hadir pada pertemuan tersebut, bisa segera mendapat kepastian. Ini penting untuk menambah bobot dan kualitas pertemuan CDI.
Bagi Gus Ami, pertemuan CDI yang akan berlangsung di Jakarta pada Januari 2020, harus menjadi pertemuan yang mampu merumuskan berbagai isu strategis. Termasuk membahas persoalan ekonomi dan religius dalam satu paket. Tidak boleh hanya membahas salah satunya saja.
“Tujuan kita bergabung ke dalam CDI adalah menjembatani kepentingan Indonesia di Eropa. Serta meningkatkan kerjasama antara Indonesia dengan negara anggota CDI. Salah satunya seperti pencabutan embargo minyak sawit asal Indonesia yang selama ini dilakukan oleh negara-negara di Eropa,” kata Gus Ami menambahkan.
Saat ini CDI memiliki jumlah anggota lebih dari 151 Partai Politik dari 70 negara di seluruh Eropa, Afrika, Asia Tengah, dan Amerika Latin. Termasuk partai-partai berkuasa di 13 negara Eropa, seperti Jerman, Austria, Belgia, dan Hungaria.(jpnn)
Keragaman dan persatuan yang tumbuh di Indonesia bisa membuka mata dunia. Bahwa keragaman tidak melulu harus diikuti dengan perpecahan.
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Gugatan Ghufron Ditolak, Cak Imin Tak Perlu Ganti Rugi
- Di Silaknas ICMI, Muzani: Prabowo Ratusan Kali Ingatkan Bahaya Perpecahan Bagi Bangsa
- Waka MPR Ajak Komunitas Peduli Lingkungan Kolaborasi Atasi Perubahan Iklim
- Ibas: Toleransi, Kasih Sayang, dan Kesehjahteraan Bisa Tangkal Radikalisasi
- Lestari Moerdijat Harap Kekerasan di Lingkungan Pendidikan Harus Segera Ditindaklanjuti
- Hadiri HUT ke-60 Golkar, Bamsoet Apresiasi Prabowo Dukung Perubahan Sistem Demokrasi