Gus Dur Saja Disepak Muhaimin, Apalagi Cuma Saya
Senin, 21 Maret 2011 – 01:12 WIB
Muhaimin pun merekrut saya masuk menjadi Dewan Syuro. Saya mengikuti kubunya Muhaimin untuk melakukan penyelamatan pada Partai. Namun pada perjalanannya, saya merasa tidak lagi sama dengan Muhaimin karena banyak platform partai, ideologi partai yang hari ini sudah hilang dan tidak dipakai lagi.
Dari mana muncul rasa tidak nyaman itu?
Dari awal didirikannya partai PKB itu untuk salurkan aspirasi rakyat. Kita rasakan sajalah sudah puluhan tahun Indonesia merdeka, tapi rakyat belum dapatkan apa-apa. Dan kalau melihat konsistensinya Gus Dur yang mengkritisi pemerintah, untuk itulah didirikannya PKB sebagai sayap politik NU. Hari ini, jangankan lagi membela suara rakyat, tapi malah membela pada kepentingan penguasa.
Apakah merasa PKB dikorbankan demi kepentingan koalisi?
Oh ya, sangat. Kalau peristiwa terakhir, kronologisnya itukan dimulai 3 Maret 2010 ya. Pada saat paripurna DPR untuk kasus Century, dimana saya juga berbeda dengan partai dimana saya memilih opsi C dan partai memilih opsi A. Keberpihakan partai kepada pemerintah itu terus terjadi, sampai tidak masuk akal. Sampai terakhir, kasus usulan angket mafia pajak. Tidak masuk akal juga karena begitu rupa kita ingin bongkar mafia pajak.
Kalaulah membongkar mafia pajak ini hanya melalui Panja, itu sama artinya mimpi dan tidak mungkin. Karena tidak memiliki hak investigasi seluas angket. Atas dasar itulah, saya pilih opsi berbeda dengan partai karena kita ingin menangkap kelas-kelas big fish-nya dan bukan kelas-kelas seperti Gayus.