Gus Faris: Hari Ini PBNU Lebih Politis dari PKB

Gus Faris: Hari Ini PBNU Lebih Politis dari PKB
KH Faris Fuad Hasyim atau yang biasa disapa Gus Faris, saat mengisi acara sebuah podcast. Foto: source for JPNN

jpnn.com - JAKARTA - Pengasuh Pondok Pesantren Buntet, Cirebon, KH Faris Fuad Hasyim atau yang biasa disapa Gus Faris ikut resah dengan perkembangan hubungan antara elite Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) dengan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).

Gus Faris mengatakan, PBNU dan PKB memiliki tugas sendiri-sendiri sehingga tidak boleh saling serobot.

Cucu dari KH Abbas Buntet ini menceritakan sejarah lahirnya PKB oleh para kiai NU. ”Dalam sejarahnya, kiai-kiai NU mendirikan PKB punya alasan bahwa kekuatan agama dan kekuatan politik itu kembar. Kekuatan agama itu pondasinya sedangkan kekuatan politik sebagai penjaga,” ujar Gus Faris.

Menurutnya, NU ibarat rumah besar keagamaan yang kokoh dengan pondasi yang kuat.

Namun, sebelum lahirnya PKB, NU tidak memiliki penjaga di ranah politik. ”Konsekuensinya barang NU bisa dicuri orang lain, maka kiai-kiai NU berpikir perlu membuat penjaga, yaitu kekuatan politik maka lahirlah PKB," katanya.

"Kekuatan agama sebagai pondasi sementara kekuatan politik sebagai penjaga. Jangan sampai berebut. NU jangan sampai dijadikan penjaga, bisa rusak. Begitu pula PKB, jangan sampai menjadi jamiyah, ini bisa rusak karena PKB kekuatan politik,” imbuhnya.

Gus Faris mengaku prihatin fenomena belakangan ini. Dia menilai sejumlah elite PBNU ingin mengambil alih PKB.

”Hari ini kelihatannya NU pengin jadi PKB, menurut saya ini jadi berantakan semua. Tidak sesuai dengan apa yang dicita-citakan muasis PKB yang notabenya adalah para ulama NU,” katanya.

JIka PBNU tidak mampu untuk introspeksi diri, maka MLB PBNU akan sangat mungkin terjadi.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News