Gus Halim: 62 Kabupaten Tertinggal Harus Tuntas di 2024
jpnn.com, JAKARTA - Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Abdul Halim Iskandar (Gus Halim) menargetkan pengentasan 62 kabupaten yang masih berstatus tertinggal pada tahun 2024.
Sebanyak 62 kabupaten tersebut saat ini tersebar di 11 provinsi di dua di antaranya adalah daerah otonomi baru, yaitu Kabupaten Manokwari Selatan dan Pegunungan Arfak.
“Sebanyak 62 kabupaten tertinggal ini akan menjadi fokus kerja kita untuk kita entaskan hingga 2024 mendatang,” ujar Gus Halim saat menyampaikan sambutan dalam Penetapan Hari Percepatan Pembangunan Daerah di Bondowoso, Jawa Timur, Kamis (17/11/2022).
Gus Halim mengakui untuk mengentaskan 62 daerah tertinggal itu tentu tidak mudah. Butuh komitmen semua stakeholders serta kolaborasi lintas kementerian dan lembaga.
“Perlu kerja sama dan pembagian tugas yang detail antarlintas sektor,” ujarnya.
Lebih lanjut, Gus Halim membeberkan isu-isu utama dalam pembangunan daerah tertinggal, mulai dari rendahnya Indeks Pembangunan Manusia (IPM), tingginya persentase penduduk miskin hingga persentasi rendahnya ketersediaan infrastruktur atau jangkauan akses fasilitas publik.
Sedangkan isu lainnya, kata Gus Menteri, hingga triwulan I tahun 2002, pembentukan Produk Domestik Bruto Nasional, masih didominasi wilayah Jawa dan Sumatera dengan kontribusi mencapai 79,74 persen.
“Untuk itulah, diperlukan energi percepatan dalam pembangunan daerah demi pengentasan daerah tertinggal,” kata Gus Menteri.
Mendes PDTT Abdul Halim Iskandar (Gus Halim) menargetkan pengentasan 62 kabupaten yang masih berstatus tertinggal pada tahun 2024.
- Luncurkan Buku Ketiga, Ferdian Agustiana Soroti Pentingnya Demokrasi dan Teknokrasi dalam Pembangunan
- Wamendagri Ribka Sebut Peningkatan Investasi Kunci Utama Pembangunan Papua Barat Daya
- Lestari Moerdijat Ingatkan Pentingnya Tingkatkan Minat Baca Masyarakat, Ini Tujuannya
- Jan Maringa Yakin YSK-Victory Dapat Mempercepat Pemerataan Pembangunan di Sulut
- Gelar Seminar Internasional, SIL UI Membahas Strategi Inklusif untuk Pembangunan Berkelanjutan
- Kelapa Sawit untuk Pembangunan Berkelanjutan