Gus Jazil Mengajak Politisi Muda Meraih Kemenangan secara Santun dan Beradab
jpnn.com, BOGOR - Wakil Ketua MPR RI Jazilul Fawaid alias Gus Jazil mengajak para politisi muda meraih kemenangan secara santun dan beradab.
Berbicara di depan ratusan politisi muda Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Gus Jazil mengingatkan bahwa dalam praktik politik ada saja pihak yang suka menempuh segala macam cara, termasuk yang tidak benar untuk meraih kemenangan dan kekuasaan.
Gus Jazil menjelaskan memperoleh kekuasaan menggunakan segala cara ini dipopulerkan oleh Niccolo Machiavelli.
Wakil ketua umum PKB itu menjelaskan Niccolo ialah seorang ilmuan yang pertama kali berhasil membaca fenomena menghalalkan segala macam cara untuk memperoleh kekuasaan di ranah politik.
Selain praktik menghalalkan segala cara yang ditemukan Niccolo Machiavelli, dalam dunia politik juga dikenal filosofi "kenali dirimu, kenali musuhmu, kenali medan perangmu” serta “seribu kali kau berperang, seribu kali kau menang".
Menurutnya, filosofi ini diciptakan oleh Sun Tzu, meskipun sudah berumur ribuan tahun tetapi masih relevan sampai sekarang ini.
Gus Jazil menjelaskan bagi bangsa yang berpancasila, filosofi Sun Tzu lebih bisa diterima dibanding praktik politik menggunakan segala cara Niccolo Machiavelli.
Sebab, ujar dia, meraih kemenangan dengan menghalalkan segala cara jelas tidak sesuai dengan Pancasila.
Wakil Ketua MPR RI Jazilul Fawaid alias Gus Jazil mengajak politisi PKB mengenali upaya mendapatkan kekuasaan yang dilakukan setiap lawan politik, dan mencari kelemahannya agar bisa memenangkan pemilihan dengan cara yang lebih baik dan beradab.
- Di Silaknas ICMI, Muzani: Prabowo Ratusan Kali Ingatkan Bahaya Perpecahan Bagi Bangsa
- Waka MPR Ajak Komunitas Peduli Lingkungan Kolaborasi Atasi Perubahan Iklim
- Ibas: Toleransi, Kasih Sayang, dan Kesehjahteraan Bisa Tangkal Radikalisasi
- Lestari Moerdijat Harap Kekerasan di Lingkungan Pendidikan Harus Segera Ditindaklanjuti
- Hadiri HUT ke-60 Golkar, Bamsoet Apresiasi Prabowo Dukung Perubahan Sistem Demokrasi
- Lestari Moerdijat: Inklusivitas Harus Mampu Diwujudkan Secara Konsisten