Gus Jazil: Toleransi jadi Prasyarat Utama Sebuah Negara
Menurut Gus Jazil, sejak Indonesia lahir sampai sekarang dan karena negeri ini dibangun di atas pondasi toleransi, semestinya tidak muncul kasus-kasus yang sifatnya rasialis, penistaan agama, bullying, penghinaan asal-usul orang atau lain-lain di atas negara yang toleran ini.
"Indonesia yang dibangun berdasarkan hukum, semua masyarakat harus tunduk kepada hukum. Inilah yang mengatur toleransi," ungkapnya.
Menurut Gus Jazil, toleransi mengandung dua dimensi.
Pertama, dimensi ketidaksetujuan dengan pendapat atau pikiran orang lain.
"Kalau setuju, nggak usah ada toleransi. Justru karena berbeda-beda pandangan, konsep, pikiran, karena ada dimensi ketidaksetujuan satu dengan yang lainnya maka diperlukan toleransi," katanya.
Dia menambahkan dimensi kedua, kalau ada perbedaan pendapat, tidak boleh memaksakan pilihan dan pikiran kepada orang lain.
"Dalam semua agama ataupun negara, itu selalu ada yang disebut bibit perbedaan bahkan cara pandang yang berbeda-beda dalam satu tempat," jelasnya.
Namun, ia menambahkan muncul juga pikiran yang menyalahkan yang lainnya, maupu memaksakan pikirannya sendiri.
Gus Jazil menegasakan meskipun beragam, Indonesia adalah satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Persatuan dan toleransi menjadi pondasi keutuhan sebuah negara.
- Siti Fauziah Sampaikan Bukti MPR Telah Jadikan UUD 1945 sebagai Konstitusi yang Hidup
- Ibas: Di Tangan Gurulah Masa Depan Bangsa Akan Dibentuk
- Kumpul Bareng Komunitas Tionghoa di PIK, Ridwan Kamil Gaungkan Toleransi
- Waka MPR Lakukan Uji Coba Makan Bergizi Gratis di Donggala
- Eddy Soeparno Dukung Diplomasi Prabowo Membangun Kolaborasi Global Hadapi Krisis Iklim
- MPR & ILUNI FHUI Gelar Justisia Half Marathon, Plt Sekjen Siti Fauziah Sampaikan Ini