Gus Mis: Puisi Neno Warisman Menunjukkan Nafsu Politik
jpnn.com, JAKARTA - Cendekiawan muda Nahdlatul Ulama (NU) Zuhairi Misrawi ikut bersuara atas polemik terkait puisi Neno Warisman dalam acara Malam Munajat 212. Pria yang beken dipanggil Gus Mis ini menilai karya Neno sebagai upaya mencampuradukkan masalah agama ke dalam politik.
"Puisi Neno Warisman yang dibacakan dalam acara Munajat 212 banyak mendapatkan respons dan kritik dari umat Islam, karena isi puisi tersebut telah membawa agama ke dalam ranah politik, yang dapat memecah belah umat Islam dalam dari polarisasi politik yang semakin tajam," kata Gus Mis dalam keterangan resminya yang diterima JPNN, Minggu (24/2).
Ketua bidang hubungan antar-agama Baitul Muslimin Indonesia ini juga memandang, dari sisi sejarah Islam, isi puisi Neno Warisman sangat berbahaya, karena dapat menjadi petaka (nakbah).
“Hal serupa pernah dilakukan oleh kaum Khawarij di masa lalu, karena mengatasnamakan Allah untuk sekadar memuaskan nafsu politik," lanjut Gus Mis.
Pihaknya menyebutkan bahwa semua makhluk akan menyembah Allah, dan fitrah manusia begitu dekat dengan Tuhannya (hablum minallah). Maka dari itu, dia mengajak untuk menghindari cara-cara mempolitisasi Allah ala kaum Khawarij, karena Allah adalah Maha Pengasih dan Maha Penyayang.
Calon Anggota Legislatif (Caleg) untuk DPR RI dari PDI Perjuangan ini juga mengatakan, seharusnya perhelatan politik lima tahunan diisi dengan adu program, argumen, gagasan. Bukan sebaliknya memperluas friksi dan polarisasi dengan membawa-bawa agama.
Apalagi, kata Gus Mis, mayoritas muslim di Indonesia adalah mereka yang beragama secara moderat dan toleran. Mereka paham betul antara domain ibadah dan domain politik.
"Sejatinya ibadah kita kepada Allah justru untuk memperkuat persaudaraan. Puisi Neno Warisman jelas sangat berbahaya, karena merusak hablum minallah sekaligus hablum minannas," tandasnya.(fat/jpnn)
Ketua bidang hubungan antar-agama Baitul Muslimin Indonesia ini juga memandang, dari sisi sejarah Islam, isi puisi Neno Warisman sangat berbahaya, karena dapat menjadi petaka (nakbah).
Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam
- Zuhairi Misrawi Masuk Kepengurusan di DPP PDIP, Hasto: Bersifat Nonaktif
- Di Tunisia, Dubes Zuhairi Sebut Perjuangan RI Tanpa Henti untuk Kemerdekaan Palestina
- Kepada Tunisia, Dubes Zuhairi Sebut Indonesia akan Terus Memperjuangkan Palestina
- KBRI Tunis Pamerkan Kopi Indonesia di Tunisia
- Dubes Zuhairi Harap Kajian Keislaman Mahasiswa Indonesia Bisa Memperkokoh Keilmuan
- Ikhtiar Dubes Zuhairi, Blusukan ke Ratusan WNI di Tunisia demi Pastikan Kehadiran Negara