Gus Muhaimin Minta Pemerintah dan Asosiasi Pelaut Bersinergi, Ini Tujuannya

Dengan banyak pelaut itu berakibat banyaknya masalah, seperti kompetensi yang sebagian masih kurang memadai, kontrak kerja tidak jelas, fasilitas di kapal kurang baik, pengawasan, dan upaya perlindungan.
“Kami membuka mata semua harus transparan, semua harus prosedural, rekrutmen, prosedur penempatan perlindungan harus terbuka bisa diakses," katanya.
Pemerintah juga harus menyediakan teknologi yang lebih canggih untuk membantu memfasilitasi para pelaut.
Sebab, kontribusi mereka yang sangat besar untuk menunjang perekonomian nasional.
Untuk itu, Gus Muhaimin berharap dengan adanya Forum Manning Agency itu bisa membantu mengedukasi para agensi agar bersama-sama mengupayakan proses penempatan yang mudah, murah, cepat, dan aman.
“Yang harus dibenahi pemerintah melalui lintas sektoral, satu pintu, satu koordinasi pemerintah. Kedua kapasitas. Terakhir, perlindungan di luar negeri,” katanya.
Hadir dalam deklarasi tersebut Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah, Wakil Ketua MPR RI Jazilul Fawaid, tokoh masyarakat Bali Mangku, I Ketut Sudikerta, Dewan Pembina Indonesia Manning Agency Forum I Gede Sumitra Adnyana, Ketua Umum Indonesia Manning Agency Forum Daniel Paulus Ferdinand dan Ketua Forum Pelaut Bali I Dewa Gede Indra Yudha serta Staf Khusus Menaker Dita Indah Sari. (jpnn)
Wakil Ketua DPR RI Abdul Muhaimin Iskandar (Gus Muhaimin) meminta pemerintah dan asosiasi pelaut bersinergi untuk meningkatkan kesejahteraan dan perlindungan
Redaktur & Reporter : Dedi Sofian
- Waka MPR Eddy Soeparno Tekankan Transisi Harus Menguatkan Ketahanan Energi Nasional
- Waka MPR Akbar Supratman Sesalkan Dugaan Penghinaan Kepada Ulama Sulteng Habib Idrus
- Waka MPR Ibas Berharap Sekolah Rakyat Dibangun di Pacitan, Minta Bupati Siapkan Lahan
- Terima Aspirasi IOJI, Wakil Ketua MPR Komitmen Perjuangkan Konstitusi Pro Lingkungan
- Soroti Menurunnya Jumlah Pendaftar ke Perguruan Tinggi, Begini Kata Wakil Ketua MPR
- Waka MPR dan Dirut BEI Bahas Penguatan Regulasi Perdagangan Karbon di Indonesia