Gus Samsudin

Oleh: Dhimam Abror Djuraid

Gus Samsudin
Gus Samsudin tak mengenakan alas kaki saat melaporkan pesulap merah Marcel Radhival ke Polda Jatim. Foto: Dok. Pribadi Maulana untuk JPNN.com.

Dia membuat konten secara rutin dan memamerkan ‘’kesaktian’’ dengan melakukan pengobatan atau memamerkan kekuatan gaib.

Di Blitar, Jawa Timur, Samsudin punya padepokan yang diberi nama ‘’Nur Dzat Sejati’’. 

Dia melengkapi namanya dengan sebutan ‘’Jadab’’, dari bahasa Arab yang berarti eksentrik dan mempunyai ilmu linuwih yang berbeda dengan orang-orang kebanyakan. 

Dalam tradisi sufi, seorang ulama disebut ‘’jadzab’’ atau ‘’majdzub’’ ketika dia sudah menyatu dan tenggelam dalam kecintaan kepada Allah, sehingga tidak lagi memikirkan hal-hal duniawi.

Mereka yang majdzub sering kali bertingkah seperti layaknya orang gila.

Samsudin tentu bukan orang gila. Dia menyebut dirinya sendiri jadab, mungkin sebagai bagian dari strategi marketing. 

Samsudin mengaku bahwa dirinya bukan gus atau kiai. 

Sebutan gus hanya diberikan kepada anak kiai, tetapi sekarang sangat sering seseorang muncul dengan embel-embel gus supaya lebih berwibawa.

Perseteruan Samsudin vs Pesulap Merah diikuti dengan antusias oleh netizen dan dua-duanya menjadi kondang mendadak.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News