Gus Samsudin

Oleh: Dhimam Abror Djuraid

Gus Samsudin
Gus Samsudin tak mengenakan alas kaki saat melaporkan pesulap merah Marcel Radhival ke Polda Jatim. Foto: Dok. Pribadi Maulana untuk JPNN.com.

Dalam sebuah unggahan di medis sosial Samsudin mengaku bukan gus tetapi sekadar tukang pulung pencari rongsokan.

Ungkapan itu mungkin dimaksud merendahkan diri. 

Akan tetapi, ketika dia menyebut dirinya sebagai jadzab maka hal itu berarti dia memberi julukan tinggi kepada dirinya sendiri. 

Julukan jadzab hanya khusus diberikan kepada seseorang yang dianggap sebagai wali, dan tidak pernah ada wali yang menempelkan gelar jadzab di belakang namanya.

Fenomena Samsudin sudah pernah muncul sebelumnya di Jawa Timur. 

Pada 2018, di Probolinggo muncul seseorang yang menyebut dirinya Dimas Kanjeng Taat Pribadi. 

Dia mempunyai padepokan dengan banyak pengikut yang meyakini bahwa dia punya karamah dan kesaktian.

Dimas Kanjeng mengaku bisa menggandakan uang dan banyak orang yang percaya. 

Perseteruan Samsudin vs Pesulap Merah diikuti dengan antusias oleh netizen dan dua-duanya menjadi kondang mendadak.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News