Ha Ha Ha Gaya JK soal Tumpeng dari Bu Mega Memicu Tawa
jpnn.com - jpnn.com - Peristiwa unik mewarnai perayaan hari ulang tahun (HUT) Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) ke-44 di Jakarta Convention Centre (JCC), Selasa (10/1). Tepatnya saat Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri memotong tumpeng.
Untuk potongan tumpeng pertama, Megawati menyerahkannya kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi). Sedangkan potongan tumpeng kedua diserahkan Presiden RI Kelima itu kepada Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK).
Mega terlihat tidak hanya memberikan nasi tumpeng sebagai simbol. Putri Proklamator RI Soekarno itu sengaja memenuhi piring tempat potongan tumpeng yang diserahkan pada Jokowi dan JK lengkap dengan sejumlah lauk pauk yang ada.
Semua mata di JCC pun tertuju pada peristiwa itu. Megawati membutuhkan waktu beberapa saat untuk memotong tumpeng dan melengkapinya dengan lauk pauknya.
Jokowi dan JK terlihat sabar menunggu. Namun ketika nasi tumpeng telah diserahkan, keduanya tak bisa langsung menyantapnya.
Megawati lantas mengajak Jokowi dan JK ikut menyerahkan bibit pohon pada perwakilan kader PDIP yang saat ini menjabat kepala daerah. Hal itu sebagai simbol pencanangan Gerakan Penghijauan untuk Indonesia Raya.
Jokowi yang telah memegang potongan nasi tumpemng pun menyerahkannya kepada petugas yang menghampirinnya. Sementara JK justru terlihat tak sabar.
Sebelum menyerahkan nasi tumpeng yang dipegang, pria asal Sulawesi Selatan itu mengambil sejumlah potongan dari dalam piring, untuk kemudian menyantapnya.
Peristiwa unik mewarnai perayaan hari ulang tahun (HUT) Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) ke-44 di Jakarta Convention Centre (JCC), Selasa
- HUT Ke-52 PDIP di Sekolah Partai: Sederhana, Khidmat, Penuh Semangat Nasionalisme & Patriotisme
- Tahun Banteng
- Politik Ular
- 5 Berita Terpopuler: Kongres I PPPK RI Beri Lima Rekomendasi, Ada Peluang yang Terbuka, BKN Bikin Semua Honorer Lulus?
- Soal KPK Berpeluang Panggil Megawati, Ronny PDIP: Kejauhan dan Terlalu Dipaksakan
- KPK Buka Peluang Memanggil Megawati, Said PDIP: Jangan Menggiring Opini Lebih Maju