Habib Aboe: Tindakan Macron Menyayat Hati Umat Islam
jpnn.com, JAKARTA - Ketua Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) Habib Aboe Bakar Al Habsy menilai tindakan Presiden Prancis Emmanuel Macron telah menyayat hati umat Islam di Indonesia dan dunia.
Apalagi, lanjut Habib Aboe, dukungan Macron atas penistaan Nabi Muhammad SAW dilakukan saat umat Islam tengah merayakan maulid.
"Harus dipahami saat bulan maulid umat Islam banyak menjalankan kegiatan untuk mengingat dan mengagungkan Nabi Muhammad SAW, tentu sangat menyakitkan umat Islam jika di saat itu nabinya dilecehkan," kata Habib Aboe, Minggu (1/11).
Sekretaris jenderal (Sekjen) Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu menilai tindakan Macron ini sangat membahayakan ketertiban dunia, karena telah menyinggung 24 persen populasi dunia.
Setidaknya, kata dia, ada 1,8 miliar warga dunia yang beragama Islam tersakiti hatinya atas indakan ini.
"Tentunya ini tidak baik untuk ketertiban dunia karena akan mengancam adanya konflik sosial," ungkap anggota Komisi III DPR itu.
Menurutnya, Presiden Jokowi harus terus menekan Macron agar meminta maaf dan mencabut ucapannya. Hal ini sesuai amanat Undang-Undang Dasar NRI 1945 menyatakan salah satu tujuan negara ini ialah menjaga ketertiban dunia.
"Oleh karena itu, negara harus berperan aktif dalam berkomunikasi pada persoalan ini. Perlu diingat bahwa prinsip dasar politik luar negeri Indonesia adalah bebas aktif," kata Habib Aboe.
Habib Aboe mengecam tindakan Presiden Prancis Emmanuel Macron yang mendukung penistaan terhadap Nabi Muhammad SAW, apalagi dukungan itu diberikan Macron di tengah umat Islam merayakan maulid.
- Habib Aboe: Polri di Bawah Kemendagri adalah Sebuah Kemunduran
- Soal 7 Mayat di Kali Bekasi, Habib Aboe: Korban Menceburkan Diri Atau Diceburkan?
- Di Momen Rakernas, Habib Aboe Memperkenalkan Aher sebagai Plh Presiden PKS
- Sahroni jadi Ketua Tim Pemenangan RK-Suswono, Habib Aboe PKS: Beliau Memahami Pemetaan Politik Jakarta
- Gelar Konsolidasi Nasional, PKS Menerbitkan 365 Formulir Dukungan
- Meski Kritik Larangan Atlet Berjilbab, MUI Pastikan Tak Ada Ajakan Boikot Produk Prancis