Habib Rizieq Ikut Berorasi Saat Aksi Reuni 212
jpnn.com, JAKARTA - Jarak bukan penghalang bagi Imam Besar Front Pembela Islam Habib Rizieq Shihab untuk larut dalam suasana reuni bersama alumni 212.
Meski berada di Arab Saudi, Habib Rizieq Shihab ikut berorasi saat pelaksanaan aksi reuni 212.
Habib Rizieq berorasi melalui sambungan telepon dan diperdengarkan kepada massa aksi yang berlangsung di kawasan Monas, Jakarta Pusat, Minggu (2/12).
Dalam orasinya, Imam Besar FPI itu memaparkan tentang konsep NKRI bersyariah. Menurut dia, NKRI bersyariah sesuai amanat Pancasila dan UUD yang diterbitkan tanggal 18 Agustus 1945.
“NKRI bersyariah tidak harus dijauhi, NKRI bersyariah tidak mesti dimusuhi, NKRI bersyariah jangan lagi difitnah, tapi NKRI bersyariah adalah NKRI berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 18 Agustus tahun 1945 asli,” tegas Rizieq melalui sambungan telepon.
Kepada ribuan massa, Rizieq menyebut, NKRI bersyariah adalah NKRI yang melindungi rakyat dari segala produk yang haram. Tak lupa, NKRI bersyariah tidak mengkriminalisasi ulama.
“NKRI bersyariah adalah NKRI yang melindungi umat Islam dari segala produk yang haram, baik makanan dan minuman serta obat-obatan terlarang. NKRI bersyariah adalah NKRI yang mencintai ulama, bukan mengkriminalisasi,” tambah pria berusia 52 tahun itu.
Dia juga mengatakan, pribumi adalah tuan rumah di negeri sendiri dalam konsep NKRI bersyariah. Praktik korupsi hingga LGBT juga harus dilenyapkan dalam NKRI bersyariah.
Dalam orasinya, Habib Rizieq memaparkan tentang konsep NKRI bersyariah. NKRI bersyariah sesuai amanat Pancasila dan UUD yang diterbitkan tanggal 18 Agustus 1945
- Berdiri di Depan Massa Reuni Akbar PA 212, Habib Rizieq Menyampaikan Pesan, Lantang
- Habib Rizieq Cs Gugat Presiden, Gunakan Istilah G30S/Jokowi
- Anak Buah Prabowo Temui Habib Rizieq, Ini yang Dibicarakan
- Setelah Bebas Murni, Habib Rizieq akan Kembali Berdakwah
- Habib Rizieq Bebas Murni Hari Ini Atas Perkara Kriminalisasi
- Inilah 23 Amicus Curiae yang Dipertimbangkan MK, Ada dari Habib Rizieq, Megawati, dan Reza Indragiri