Habib Rizieq Pimpin Doa, Tiba-Tiba Ada Gas Air Mata
jpnn.com - JAKARTA - Para ulama dan organisasi kemasyarakatan (ormas) yang ikut dalam Aksi Bela Islam II di depan Istana Negara, Jumat (4/11) meminta media benar-benar objektif dalam memberitakan aksi unjuk rasa yang mulanya tertib bamun akhirnya ricuh pada malam hari itu.
Sebab, banyak isu menyesatkan yang dianggap menyudutkan peserta aksi yang menuntut Gubernur DKI Jakarta Basuki T Purnama alias Ahok diadili itu.
Menurut Ketua Gerakan Nasional Pembela Fatwa (GNPF) Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH Bahtiar Natsir, pihaknya tak perlu pembelaan dari media. Namun, katanya, pemberitaan sebaiknya tetap berdasar fakta.
"Media harus berada di tengah, jangan terkecoh oleh isu yang menyesatkan. Tidak usah membela kami, tapi tolong beritakanlah yang benar dan sesuai fakta," katanya dalam jumpa pers di Jakarta, Sabtu (5/11).
Dalam kesempatan sama, Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Shihab menyatakan, pemicu rusuh bukan dari massa pengunjuk rasa. Rizieq menegaskan bahwa saat bentrok pecah, dirinya justru sedang memimpin doa.
“Saat detik-detik tembakan gas air mata, saya sedang membacakan doa di atas mobil komando dan diamini jemaah. Namun, tiba-tiba ada bunyi letusan,” katanya.
Rizieq mengaku tak tahu bahwa ternyata suara tembakan berasal dari polisi yang melepaskan gas air mata. Bahkan saat itu suasana belum anarkistis.
“Saat itu kami tidak tahu kalau itu tembakan gas air mata. Nanti setelah terasa perih dan muncul asap baru kami sadar itu tembakan gas air mata,” tegasnya.
JAKARTA - Para ulama dan organisasi kemasyarakatan (ormas) yang ikut dalam Aksi Bela Islam II di depan Istana Negara, Jumat (4/11) meminta media
- KTKI-P Laporkan Kebijakan Kemenkes, Wakil Presiden Diminta Turun Tangan
- Sidang Korupsi Timah, Hakim Pertanyakan Penghitungan Kerugian Negara Berdasarkan IUP
- PMI yang Jadi Korban Pembunuhan di Hongkong Dipulangkan ke Tanah Air
- Polda Metro Jaya Buru Tersangka Penggelapan Haksono Santoso
- Masih Ragu Transplantasi Rambut? Simak Kiat Berikut
- Ketua Umum Bhayangkari Hibur Anak-anak Pengungsi Erupsi Gunung Lewotobi